Kondisi Dunia Makin Kacau, Jokowi: Perlu Strategi Luar Biasa

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
Rabu, 16/08/2023 14:51 WIB
Foto: Pidato Presiden RI Joko Widodo tentang RAPBN Tahun Anggaran 2024 beserta nota keuangannya. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti perubahan konstelasi global akibat pergeseran arus geopolitik yang menjadi tantangan dunia, termasuk Indonesia.

Menurutnya, pergeseran geopolitik ini telah menciptakan pola kerja sama internasional yang terkotak-kotak. Contohnya, menarik rantai pasok manufaktur ke negeri sendiri atau memindahkannya ke negara uang dianggap kawan.

"Fragmentasi global tersebut telah menghambat aliran perdagangan dan investasi dunia, serta melemahkan perekonomian dunia," katanya, dalam pidato penyampaian keterangan pemerintah atas RUU APBN 2024 dan Nota Keuangan di Kompleks Parlemen, Rabu (16/8/2023).


Dia menilai disrupsi rantai pasok yang dipicu fragmentasi global tersebut telah meningkatkan risiko krisis pangan, energi, serta keuangan dunia. Selain itu, tensi geoekonomi yang memanas juga mendorong tren embargo serta hambatan perdagangan atas beberapa komoditas vital, seperti semikonduktor, mineral, dan bahkan pembatasan arus modal.

"Konstelasi global harus disikapi dengan strategi kebijakan yang jitu dan antisipatif, bukan yang biasa-biasa saja," ujarnya.

Jokowi juga menekankan kebijakan ekonomi dan fiskal harus mampu mentransformasi ekonomi untuk menghadapi tantangan hari ini dan ke depan. Dia menambahkan, ketahanan pangan dan energi serta transformasi manufaktur menjadi sangat penting.

"Di sisi lain, industri pertahanan harus dibangun secara kompetitif untuk menjawab kebutuhan pertahanan keamanan Indonesia," tuturnya.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Sowan ke Jokowi, Bahas Diplomasi & Komoditas Strategis