Bukan Polusi Udara, Jokowi Ungkap Polusi Ini di Pidato Negara

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
16 August 2023 12:25
Pidato kenegaraan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat sidang tahunan MPR, DPR dan DPD RI, Jakarta, Rabu (16/8/2023). (Tangkapan layar Youtube Setpres RI)
Foto: Pidato kenegaraan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat sidang tahunan MPR, DPR dan DPD RI, Jakarta, Rabu (16/8/2023). (Tangkapan layar Youtube Setpres RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyinggung isu polusi di dalam pidato kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI - DPD RI Tahun 2023 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (16/8/2023).

Namun, Presiden Jokowi bukan membahas soal polusi udara yang belakangan ini menyelimuti langit Indonesia, khususnya ibu kota DKI Jakarta dan sekitarnya. Presiden Jokowi dengan tenang menyebut bahwa Indonesia kini tengah mengalami polusi budaya.

Apa maksudnya?

Presiden Jokowi mengatakan, banyaknya ungkapan kebencian, fitnah, dan kedengkian, yang sangat mudah dilontarkan orang Indonesia saat ini bertolak belakang dengan budaya dan keluhuran budi pekerti bangsa Indonesia.

Hal ini dilontarkannya ketika menyinggung banyak pihak yang mengejek dan merendahkan dirinya.

"Posisi Presiden itu, tidak senyaman yang dipersepsikan. Ada tanggung jawab besar yang harus diemban. Banyak permasalahan rakyat yang harus diselesaikan dan dengan adanya media sosial seperti sekarang ini. Apapun, apapun bisa sampai ke Presiden. Mulai dari masalah rakyat di pinggiran sampai kemarahan, ejekan, bahkan makian dan fitnahan. Bisa dengan mudah disampaikan," tuturnya di hadapan anggota MPR, DPR & DPD RIdi Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (16/08/2023).

"Saya tahu ada yang mengatakan saya ini bodoh, plonga-plongo, tidak tahu apa-apa, Fir'aun, tolol. Ya nda apa, sebagai pribadi saya menerima saja. Tapi yang membuat saya sedih budaya santun budi pekerti luhur bangsa ini, kok kelihatannya mulai hilang? Kebebasan dan demokrasi digunakan untuk melampiaskan kedengkian dan fitnah. Polusi di wilayah budaya ini sangat melukai keluhuran budi pekerti bangsa Indonesia," bebernya.

Menurutnya, tak hanya dirinya saja yang kecewa dengan polusi budaya ini, melainkan banyak orang lainnya juga merasakan hal serupa.

"Memang tidak semua seperti itu. Saya melihat mayoritas masyarakat juga sangat kecewa dengan polusi budaya tersebut. Cacian dan makian yang ada justru membangunkan nurani bangsa untuk bersatu menjaga moralitas ruang publik. Bersatu menjaga mentalitas masyarakat sehingga kita bisa tetap melangkah maju, menjalankan transformasi bangsa. Menuju Indonesia Maju. Menuju Indonesia Emas 2045," tuturnya.

Jokowi mengatakan, polusi budaya ini bisa menghambat Indonesia untuk menjadi negara maju. Bangsa ini seharusnya bisa memfokuskan diri pada energi untuk bergerak maju, hal-hal produktif, bukannya membuang energi dengan caci-maki.

"Ini yang bolak balik saya sampaikan di setiap kesempatan. Bahwa Indonesia saat ini punya peluang besar. Untuk meraih Indonesia Emas 2045 meraih posisi jadi 5 besar kekuatan ekonomi dunia dan tidak hanya peluangnya saja. Tapi strategi untuk meraihnya sudah ada, sudah dirumuskan. Tinggal apakah kita mau memfokuskan energi kita untuk bergerak maju atau justru membuang energi kita untuk hal-hal yang tidak produktif, yang memecah belah. Bahkan yang membuat kita melangkah mundur," tandasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Polusi Udara di DKI Parah, Jokowi Sampai Panggil Para Menteri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular