Potret 'Langit Kelabu' Polusi DKI Jakarta Disorot Media Asing
Polusi di wilayah DKI Jakarta kian memburuk dari hari ke hari. Untuk menanggulangi hal ini, pemerintah pusat Indonesia berencana memperketat aturan uji emisi kendaraan. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Nantinya ini akan mendorong pelaksanaan razia uji emisi untuk kepatuhan kendaraan bermotor. Jika tidak lolos, maka kendaraan bisa tidak melintas di jalan di kawasan Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi) hingga tak bisa perpanjang Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Rupanya hal ini tengah disoroti media asing. Salah satunya Reuters yang menerbitkan artikel berjudul 'Indonesia plans random emission tests on motorists as poor air chokes Jakarta.' Dalam artikel itu, Reuters menyebut pemerintah Indonesia akan memaksa pengemudi untuk menjalani tes emisi di tengah memburuknya kualitas udara yang menjadikan Jakarta salah satu kota paling tercemar di dunia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Selain uji emisi ketat, media ini juga menyoroti bagaimana pemerintah Indonesia, terutama Presiden Joko Widodo (Jokowi), mengeluarkan aturan baru untuk mengurangi polusi di wilayah ibu kota Jakarta. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
"Langkah lain yang dipertimbangkan antara lain mewajibkan mobil berkapasitas mesin 2.400 cc ke atas menggunakan bahan bakar beroktan 98, dan mewajibkan setiap kendaraan mengangkut empat orang." Selain hal-hal di atas, Pemerintah Kota Jakarta juga mempertimbangkan untuk memerintahkan separuh pegawai negerinya untuk kembali bekerja dari rumah (work from home/WFO). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Reuters juga menyoroti peringkat Jakarta yang menempati posisi puncak daftar kota paling tercemar di dunia, setelah secara konsisten menempati peringkat di antara 10 kota paling tercemar secara global sejak Mei. Demikian Reuters melansir hasil pendataan perusahaan teknologi kualitas udara Swiss IQAir. Disebutkan, Jakarta, yang berpenduduk lebih dari 10 juta jiwa, mencatat tingkat polusi udara yang tidak sehat hampir setiap hari. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
