Jokowi Ingatkan Soal Stok Beras, Begini Kondisi Beras RI

Damiana, CNBC Indonesia
14 August 2023 17:45
Pekerja merapikan beras Bulog di Gudang Bulog, Divisi Regional DKI Jakarta dan Banten  yang berada di kawasan Kelapa Gading, Jakarta (19/3/2021) . Pemerintah berencana Impor beras 1 juta ton. Dirut Perum Bulog Budi Waseso pun buka - bukaan soal kondisi ratusan ribu ton beras yang belum terpakai.   (CNBC Indonesia/ Tri Susuilo)
Foto: Beras Bulog (CNBC Indonesia/ Tri Susuilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah tengah bersiap menghadapi efek domino kekeringan ekstrem yang dipicu fenomena El Nino. Yang bisa berdampak pada penurunan produksi pangan, termasuk beras di dalam negeri.

Di saat bersamaan, sejumlah negara dilaporkan tengah menghadapi gejolak stok beras. Terutama sejak India menyatakan menutup ekspor beras non-basmati. Menyebabkan ketatnya pasokan di pasar global. Ditambah, China yang terancam akibat hantaman banjir yang dikhawatirkan bisa merusak produksi pangan di negara itu. 

Sementara, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) merilis, Indeks Harga Beras untuk Juli naik 2,8% menjadi 129,7 poin. Angka tersebut naik 19,7% dibandingkan tahun lalu, dan nilai nominal tertinggi sejak September 2011. Data dari FAO menunjukkan kenaikan harga paling tajam datang dari Thailand.

"Saat kami rapat 2 minggu lalu dengan Bapak Presiden, beliau atensi betul. Jangan sampai beras menjadi problem. Karena beberapa negara, seperti India yang setop ekspor. Vietnam, Thailand, dan Kamboja juga mengurangi ekspor dan cenderung menjual dengan harga mahal dan premium," kata Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang ditayangkan Youtube Kemendagri RI, Senin (14/8/2023).

"Ini bisa menjadi problem. Belum lagi dengan produksi dalam negeri karena adanya kekeringan dampak El Nino. Belum bulan September, diperkirakan puncaknya dan efeknya 3 bulan ke depan lagi kalau produksi dan stok kita kurang," tambahnya.

Untuk itu, lanjut Tito, pengadaan beras dari dalam negeri dan impor harus terus dipacu. Dengan demikian, cadangan beras pemerintah tersedia dan mencukupi.

"Kita mengandalkan pengadaan dari dalam negeri sekaligus importasi untuk cadangan beras pemerintah (CBP). Presiden menekankan betul agar stok tidak boleh tidak cukup, lebih baik lebih daripada kekurangan," tegas Tito.

Stok Pemerintah

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Epi Sulandari mengungkapkan, akibat penutupan ekspor beras oleh India, menyebabkan dunia berlomba-lomba mengincar beras dari Vietnam dan Thailand. Yang kemudian berdampak pada kenaikan harga beras.

"Mau tak mau ini membuat kita harus memperkuat cadangan beras pemerintah agar pemerintah tetap bisa melakukan intervensi beras untuk kebutuhan masyarakat," katanya.

"Dari sisi stok per hari ini, secara fisik di gudang kita ada 800 ribu ton. Namun, kami sudah memiliki perjanjian dengan negara-negara eksportir. Sehingga stok yang bisa kami kuasai saat ini ada 1,3 juta ton," jelas Epi.

Dia menjabarkan, posisi CBP di gudang Bulog sejak Januari sampai 11 Agustus 2023 tercatat sebanyak 780.313 ton. Di mana, 692.571 ton diantaranya hasil pengadaan selama semester I tahun 2023, dan 87.743 ton lainnya sejak semester II tahun 2023.

"Importasi tetap kita lakukan. Saat ini kami untuk ke tahap ini mendapatkan kontrak dengan Thailand dan Vietnam. Sudah realisasi bongkar tahap 1, 2 dan 3 sejumlah sekitar 730 ribu ton," kata Epi.

Rapat Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (14/8/2023). (Tangkapan Layar Youtube Kemendagri RI)Foto: Rapat Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (14/8/2023). (Tangkapan Layar Youtube Kemendagri RI)
Rapat Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (14/8/2023). (Tangkapan Layar Youtube Kemendagri RI)

Berikut rincian pengadaan beras impor oleh Bulog per 11 Agustus 2023:

- realisasi bongkar
tahap I: 502.798 ton
tahap II: 216.860 ton
tahap III: 15.930 ton

- sedang bongkar
tahap II: 68.390 ton
tahap III: 29.600 ton

- dalam perjalanan
tahap II: 13.138 ton
tahap III: 29.943 ton

- proses muat
tahap II: 6.350 ton
tahap III: 115.300 ton

- proses packing
tahap III: 62.025 ton.

Menurut Epi, saat ini produksi gabah petani di dalam negeri memang sedang menurun. Atau tidak setinggi awal tahun saat panen raya. 

"Namun kami tetap memanfaatkan segala kesempatan untuk memperkuat cadangan beras pemerintah. Di daerah-daerah yang masih ada panen," kata Epi. 


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Beras Dunia Bikin Was-was, Bulog Cari Stok ke 5 Daerah RI Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular