Warning! Kuota Subsidi BBM, Listrik, LPG 2023 Bakal Jebol

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
11 August 2023 17:40
Sejumlah kendaraan antre untuk mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi di SPBU kawasan Jakarta, Rabu (1/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Sejumlah kendaraan antre untuk mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi di SPBU kawasan Jakarta, Rabu (1/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan memperkirakan, kuota subsidi BBM, Listrik, dan LPG 3 kg pada tahun ini akan kembali habis sebelum akhir tahun. Artinya, bakal ada potensi kuota subsidi jebol kembali seperti saat 2022.

Dirjen Anggaran Isa Rachmatarwata mengatakan, potensi risiko terlampauinya kuota itu masih disebabkan pola konsumsinya yang belum mampu dikendalikan secara optimal sebagaimana tahun lalu. Maka, ia meminta adanya pengendalian konsumsi ke otoritas terkait.

"Mengenai risiko pelampauan kuota untuk subsidi dan kompensasi BBM, LPG, serta listrik, memang kami terus cermati hal tersebut, karena memang ada potensi untuk itu," kata Isa saat konferensi pers APBN, Jumat (11/8/2023).

"Dan kami terus kerja sama dengan badan usaha, Pertamina dan PLN khususnya untuk bisa kendalikan volume dari BBM dan listrik yang disubsidi untuk dikonsumsi," tuturnya.

Khusus untuk BBM, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga telah memberikan perkiraan yang serupa.

Ini karena dari kuota yang ditetapkan untuk Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite sebesar 32,56 juta kilo liter (KL) pada tahun ini, sudah tersalurkan sebanyak 28,45% atau sekitar 9,2 juta KL hingga April 2023.

Sedangkan, untuk Jenis Bahan Bakar Tertentu (JBT) atau Solar subsidi yang ditentukan kuotanya untuk 2023 sebesar 17 juta KL, sudah tersalurkan 30,92%, maka total penyaluran Solar subsidi hingga 23 April 2023 sebesar 5,2 juta KL.

Meski begitu, Isa optimistis, potensi kebutuhan penambahan kuota BBM bersubsidi atau pun untuk listrik, dan LPG 3 Kg tidak akan memengaruhi kondisi APBN seperti pada 2022 yang harus turut menaikkan harga BBM bersubsidi. Sebab, harga komoditas bahan bakunya kini rendah.

"Sejauh ini masih kami perkirakan netral karena harga-harga BBM dan bahan baku untuk hasilkan listrik tahun ini lebih rendah dari yang diperkirakan waktu penyusunan APBN. Tapi akan terus kami cermati," tegas Isa.

Yang jelas, ia meminta supaya seluruh pihak menjaga konsumsi dari BBM, listrik, atau pun LPG sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daya belinya. Ia berharap, dengan pengendalian konsumsi yang lebih baik tidak akan menyebabkan kuota jebol tahun ini.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-siap! Kebijakan Baru BBM Subsidi Meluncur 1 September 2024

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular