
RI Lagi Bagus-bagusnya Tapi Sri Mulyani Khawatir, Loh Kok?

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Indonesia mampu tumbuh tinggi mencapai 5,17% pada kuartal II-2023. Meski demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati cukup khawatir momentum positif ini diganggu oleh buruknya situasi global.
Hal ini sebenarnya sudah terasa pada sisi perdagangan.
"Ekspor pada 2021 dan 2022 tumbuh sangat tinggi sehingga pada 2023 ini terjadi normalisasi harga komoditas dan pelemahan perekonomian global tentu ekspor kita kinerjanya dipengaruhi. Sehingga minus 2,7%," jelasnya dalam konferensi pers, Jumat (11/8/2023)
"Impor kita juga mengalami perlambatan tumbuh minus 3,1% dan inilah yang menyebabkan lingkungan eksternal menjadi faktor yang harus kita waspadai," tegas Sri Mulyani.
Kondisi perekonomian global masih menunjukkan kondisi yang lemah. Hal ini dilihat dari Purchasing Managers' Index atau PMI manufaktur global yang berada di bawah level 50 pada Juli 2023. Tergambar dari China dan Eropa yang merupakan wilayah besar.
"Kita lihat di Eropa sangat turun, Tiongkok masih di 49,2. Amerika Serikat dan China masih negatif," kata Sri Mulyanii.
![]() Sri Mulyani dalam acara RAPBN Kita Agustus 2023. (Tangkapan kayar youtube Kemenkeu RI) |
Dengan demikian, hampir semua negara maju masih mencatatkan kondisi PMI di bawah 50. Adapun, India dan Indonesia menjadi negara yang masih mencatatkan ekspansi di Juli 2023.
Jika dilihat dari total keseluruhan, sebanyak 72,7% negara-negara di dunia mengalami kontraksi PMI. "Ini sangat besar, artinya mayoritas negara di dunia dicirikan dengan kegiatan manufakturnya melambat," tegasnya.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Di Depan DPR, Sri Mulyani Bawa Kabar Baik Soal Ekonomi RI