Internasional

Terungkap Warga AS Tolak Bantu Ukraina di Perang dengan Rusia

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Jumat, 11/08/2023 10:07 WIB
Foto: Presiden AS Joe Biden (kiri) berjalan di samping Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kanan) saat ia tiba untuk berkunjung di Kyiv pada 20 Februari 2023. (AFP via Getty Images/DIMITAR DILKOFF)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jajak pendapat terbaru muncul soal warga Amerika Serikat (AS) terkait perang Rusia dan Ukraina. Dilaporkan bagaimana sebagian besar orang Amerika menentang Kongres memberikan dana tambahan untuk mendukung Ukraina dalam perangnya dengan Presiden Vladimir Putin.

Secara keseluruhan ada 55% warga AS yang menilai Kongres seharusnya tidak mengesahkan dana tambahan untuk mendukung Kyiv. Sementara 45% mengatakan Kongres harus mengesahkan pendanaan semacam itu.


Sekitar 51% warga juga mengatakan bahwa AS telah berbuat cukup untuk membantu Ukraina. Sementara 48% mengatakan harus berbuat lebih banyak.

Fakta ini terungkap berdasarkan hasil jajak pendapat CNN International yang dilakukan oleh SQL Server Reporting Services (SSRS), dikutip Jumat (11/8/2023). Pooling diambil 1 hingga 31 Juli di antara sampel nasional acak dari 1.279 orang dewasa yang awalnya dihubungi melalui surat untuk diwawancarai online atau melalui telepon.

Selain itu, mayoritas orang Amerika juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa perang Rusia di Ukraina akan mengancam keamanan nasional AS (56%). Meski begitu, Presiden AS Joe Biden masih mendapatkan persetujuan dari 45% warga Amerika atas penanganannya terhadap situasi di Ukraina. 

Gedung Putih juga mengomentari ini. Namun, pemerintah Biden mengaku tetap akan konsisten mendukung Kyiv.

"Kami telah melihat sepanjang perang ini dukungan kuat dari rakyat Amerika, dukungan kuat dari Kongres dengan cara bipartisan dan bikameral untuk terus mendukung Ukraina dan kami akan tetap fokus pada hal itu," kata Koordinator Dewan Keamanan Nasional untuk Komunikasi Strategis John Kirby.

Ia mengatakan bantuan itu tidak hanya penting bagi rakyat Ukraina tetapi juga bagi sekutu Eropa dan NATO. Mengingat, tegasnya, pertempuran ini berada di depan pintu banyak negara tersebut.

Selain itu, katanya, ini adalah masalah "keamanan nasional rakyat Amerika." "Saya pikir penting untuk diingat bahwa jika kita hanya duduk dan membiarkan Putin menang, kita membiarkan dia merebut Ukraina, di mana selanjutnya?" tegasnya.

Permintaan yang Tak Ada Habisnya?

Meski demikian, mengutip Sputnik, mantan asisten khusus untuk kebijakan dan komunikasi di Pentagon, Douglas MacKinnon, sebenarnya juga sempat menyuarakan keenggana AS kembali membantu Ukraina. Ia mengatakan Washington sebenarnya 'muak' dengan permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang tak ada habisnya.

Zelensky disebut kerap "bertingkah seperti anak manja dan pemarah". Ia, ujarnya, ingin mendapatkan semua yang dia inginkan dan tak pernah puas terhadap apa yang sudah diberikan.

"Banyak pihak di pemerintah AS dan banyak warga negara kita mulai bosan dengan tindakannya," kata MacKinnon.

Menurut catatan Kiel Institute for the World Economy, AS menjanjikan memberikan bantuan militer ke Ukraina senilai 42,84 miliar euro atau setara Rp712 triliun. Hal itu dijanjikan sejak 24 Januari 2022 hingga 31 Mei 2023.

Bukan cuma militer, AS juga memberikan bantuan kemanusiaan sebesar 3,6 miliar euro atau setara Rp59,8 triliun dan bantuan keuangan sejumlah 24,26 miliar euro atau setara Rp403,2 triliun ke Ukraina. Jika ditotal, AS sudah menggelontorkan bantuan senilai Rp1 kuadriliun untuk membantu Ukraina melawan Rusia.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Mau Damai Dengan Ukraina, Rusia Beri Syarat Penyerahan Wilayah