
Pengusaha Mulai Happy, Mal di RI Tak Lagi Rasa Kuburan

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertengahan tahun 2023 ini menjadi titik balik kondisi beberapa mal atau pusat perbelanjaan di ibu kota DKI Jakarta dan daerah lainnya. Mal nampak ramai didatangi pengunjung, tidak sepi bak kuburan seperti saat pandemi Covid-19 lalu.
Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Kantoro Permadi mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan kunjungan masyarakat ke beberapa mal. Namun, dia menyebut, tren peningkatan itu belum terjadi secara merata di seluruh mal di Indonesia.
"Kalau kita melihat trennya sekarang memang menunjukkan trennya positif meningkat, tapi memang belum merata di seluruh mal," ujar Kantoro saat ditemui di Mal Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (10/8/2023).
Menurutnya, mal yang lebih ramai didatangi pengunjung itu merupakan mal-mal yang lebih banyak memiliki tempat makan, kafe, ataupun tempat berkumpul.
"Jadi kalau misalnya kita bicara seluruh Indonesia, memang rata-rata di beberapa area yang mungkin mal-mal nya lebih ramai itu mal yang banyak tempat makannya, mungkin lebih cepat recoverynya dibanding (tahun) 2019," ujarnya.
"Ada beberapa yang sudah 100%, bahkan ada juga yang malah lebih dari 100% (dibanding tahun 2019). Artinya dibandingkan 2019 sudah lebih ramai, itu betul," imbuhnya.
![]() Mal @ Alam Sutera, Tangerang, Kamis (8/6/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo) |
Namun, dia tak menampik memang masih ada beberapa mal juga yang jumlah pengunjungnya belum kembali 100% seperti sebelum pandemi. Misalnya, mal yang dikelolanya yaitu Grand Indonesia.
"Tapi ada beberapa mal (yang belum 100%), kayak Saya sendiri dari Grand Indonesia kami masih belum sampai 100%," Ucap dia.
Untuk itu, Kantoro berpesan agar pusat perbelanjaan atau mal perlu melihat kembali profil dari rerata pengunjungnya, karena terkadang profil pengunjung mengalami perubahan setelah masa pandemi, ditunjang juga dengan sekarang ini banyak opsi cara berbelanja dan tempat hiburan lainnya.
"Nah mungkin ini saatnya pusat perbelanjaan melihat kembali, karena kadang-kadang customer profilnya memang berubah setelah pandemi, ditunjang juga dengan sekarang lebih banyak opsi," jelasnya.
Kantoro menjelaskan, pusat perbelanjaan yang ramai itu adalah pusat perbelanjaan yang fokus terhadap experience, karena memang selalu yang namanya mal itu bukan hanya sebagai tempat untuk belanja, tapi juga ada yang datang ke sini hanya untuk berkumpul.
"Mal sekarang dianggapnya tempat ketiga, ada rumah, kantor dan yang ketiga adalah mal. Di mal itu ada yang ngantor, ada yang meeting, jadi tentunya semua pusat perbelanjaan yang bisa menyiapkan tempat yang enak, nyaman dan experience-nya juga kepada customer itu memorable, itu yang bertahan dan bahkan semakin ramai," terang dia.
Ramainya mal, kata dia, juga tidak hanya terjadi pada mal segmentasi mewah atau menengah atas, tetapi mal dengan segmentasi menengah bawah juga bisa ramai didatangi pengunjung selama mereka cukup kreatif dan membuat konsep acara yang menarik.
"Jadi terlepas dari segmentasi menengah ke atas maupun menengah ke bawah. Menurut kami justru mal yang punya konsep acara menarik bisa membuat pusat perbelanjaan itu bertahan atau bahkan lebih ramai lagi," pungkasnya.
(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Belanja Murah! Mal-Mal Gelar Banting Diskon, Catat Tanggalnya