
Potret Airlangga Tinjau Pameran Otomotif GIIAS 2023
Airlangga Hartarto bersama Menperin Agus Gumiwang dan rombongan meninjau deretan booth dari berbabagi merek kendaraan yang berpartisipasi dalam GIIAS 2023.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto (Empat kiri) bersama Menperin Menperin Agus Gumiwang (Tiga kiri) membuka pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023 di ICE BSD City, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Kamis (10/8/2023). Menko Perekonomian Airlangga Hartarto resmi membuka pameran otomotif GIIAS 2023 yang berangsung hingga 20 Agustus mendatang. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Airlangga Hartarto bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dan rombongan meninjau deretan booth dari berbabagi merek kendaraan yang berpartisipasi dalam GIIAS 2023. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Seperti diketahui, ajang pameran otomotif bergengsi itu menghadirkan total 49 merek kendaraan bermotor, termasuk 29 merek kendaraan penumpang yakni; Audi, BMW, Chery, Citroen, Daihatsu, DFSK, GWM Tank, Haval, Honda, Hyundai, KIA, Lexus, Maxus, Mazda, Mercedes-Benz, MG, MINI, Mitsubishi Motors, Neta, Nissan, Ora, Porsche, Seres, Subaru, Suzuki, Toyota, Volkswagen, Volvo, Wuling. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

"Pemerintah mendorong sektor otomotif khususnya ekspor dari 470 ribu unit di tahun lalu dan di tahun ini targetnya 500 ribu unit. Jadi target kenaikannya kecil. Ini menunjukan daya saing Indonesia kuat dan ekspor ke 93 negara," kata Airlangga. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto juga menargetkan transaksi penjualan mobil dalam ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2023 di atas Rp 15 triliun. Target ini melampaui realisasi tahun sebelumnya dalam ajang serupa yang menacpai Rp 14,3 triliun. Ekspansifnya industri otomotif tidak lepas dari banyaknya insentif yang diberikan. Seakan menjadi 'anak emas', industri otomotif kerap mendapat insentif mulai dari relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) hingga subsidi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) hingga 10%. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)