Putin Terjunkan Pasukan Muslim ke Jantung Nuklir Ukraina
Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia dilaporkan telah menerjunkan Pasukan Chechnya ke wilayah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) terbesar Ukraina, Zaporizhzhia. Hal ini terjadi saat muncul kekhawatiran peperangan antara Moskow dan Kyiv mengancam pembangkit itu.
Dalam laporan Al Jazeera, Rabu (9/8/2023) pasukan Muslim yang diterjunkan terlihat menggunakan seragam tanpa nama. Mereka terus memantau siapapun yang mendekati pembangkit itu.
"Ambil gambar alih-alih memfilmkan," kata salah satu pasukan Chechnya kepada Jurnalis yang merekam keberadaan mereka seraya tersenyum.
Video sendiri telah diperoleh dari lembaga penegak hukum Ukraina, yang mengidentifikasi pria dengan telepon itu sebagai Kolonel Makhmud Khusiyev, mantan pegulat berusia 43 tahun. Rekaman itu bertanggal 7 Januari, tetapi mungkin difilmkan lebih awal.
Agensi milik Kyiv itu memverifikasi identitasnya dengan menggunakan perangkat lunak pengenal wajah untuk membandingkan foto dan video beresolusi tinggi dengan laporan media yang menampilkannya.
Khusiyev sekarang menjadi salah satu dari beberapa perwira senior Akhmat Grozny, sebuah kompi pasukan khusus yang berbasis di Grozny, ibu kota administratif Chechnya.
Pasukan Chechnya sendiri memainkan peranan penting dalam perang Rusia-Ukraina. Keberadaan pasukan pimpinan Ramzan Kadyrov ini semakin terlihat pasca kelompok paramiliter Wagner yang memberontak dan menghentikan aktivitas perangnya di Ukraina.
Sejauh ini, belum diketahui dengan pasti apa tujuan strategis dari keberadaan pasukan Chechnya di dekat Zaporizhzhia. Namun, pihak Chechnya selalu menangkal bila pasukannya berada di jantung tenaga nuklir Ukraina itu.
"Saluran resmi untuk rezim Kadyrov relatif diam tentang bagian depan itu," Harold Chambers, pakar Kaukasus yang berbasis di Amerika Serikat, mengatakan kepada Al Jazeera.
"Kadyrov dapat melihat penempatan mereka sebagai kartu truf yang meningkatkan posisinya dalam hierarki Kremlin."
"Berbicara secara luas, tidak mengherankan bahwa mereka akan ditugaskan ke area yang begitu penting, dengan penyebaran yang diduga di dalam (PLTN) itu sendiri, tetapi mereka ragu dapat melakukan apa pun, tugas penting khusus yang telah diberikan kepada mereka," kata Chambers.
Keberadaan pasukan Chechnya sendiri menyusul keberhasilan pasukan Rusia untuk mengambil alih PLTN Zaporizhzhia pada Maret 2022 lalu. Di tengah perang, keenam reaktornya telah dimatikan untuk mengekang risiko ledakan.
(luc/luc)