Jokowi Blak-blakan RI Masih Kekurangan 12,1 Juta Unit Rumah

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
09 August 2023 10:52
Gak Perduli Kritikan, Jokowi Malah Bikin Anies Makin Tersengat
Foto: Ilustrasi Jokowi (Aristya Rahadian Krisabella/CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyinggung backlog perumahan alias kondisi kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan rakyat. Hal itu disinggung Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia ke XVII Tahun 2023 di Grand Ballroom, Hotel Sheraton, Jakarta Selatan, Rabu (9/8/2023).



"Kita jangan hanya bangun-bangun padahal backlog kita sudah gak ada, gak bisa semuanya. Manajemen itu harus dikendalikan, dikelola dan alhamdullilah di Indonesia tidak begitu karena kebutuhan kita masih sangat besar," ujarnya.

"Karena backlog kepemilikan itu rumah kita masih 12,1 juta. Ini sebuah opportunity yang bisa dikerjakan seluruh anggota REI," lanjutnya.

Jokowi bilang kalau pertumbuhan keluarga baru di tanah air mencapai 700 ribu hingga 800 ribu per tahun.

"Ini kalau nanti anggota REI masih nambah, saya kira karena ini kesempatannya masih banyak. Sekali lagi pertumbuhan kk baru itu 700 ribu sampai 800 ribu per tahunnya dan yang paling penting karena kinerja ekonomi kita juga baik," katanya.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga bilang di tengah perlambatan ekonomi global, sektor properti, real estat, dan konstruksi Indonesia termasuk yang tangguh dan tahan banting dan semakin kompetitif. Berdasarkan data tahun 2018-2022, setiap tahun kontribusi sektor itu berada di kisaran Rp 2.300 triliun hingga Rp 2.800 triliun.

"Sangat besar sekali dan memberikan kontribusi 16% dari PDB ekonomi kita. Besar sekali. Dan tenaga kerja yang tersangkut dalam perputaran di ekonomi real estat Indonesia mencapai 13 juta hingga 19 juta orang. Juga sangat banyak sekali," kata Jokowi.

Menurut eks wali kota Solo itu, banyak negara ingin mendorong ekonomi via properti karena kontribusi terhadap PDB tergolong tinggi. Belum lagi multiplier effect-nya ke 185 subsektor industri lainnya seperti furnitur, elektronik, dan jasa kebersihan seperti sedot WC.

"Ini juga banyak sekali. Gak ada industri lain yang semasif ini efeknya. Yang ada hanya di properti, real estat, dan konstruksi," ujar Jokowi.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rumah Pensiun Jokowi di Karanganyar Mulai Dibangun, Berapa Nilainya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular