Jurus Jokowi Jaga Target Ekonomi RI Tumbuh 5,3% di 2023

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Selasa, 08/08/2023 09:15 WIB
Foto: Penyerahan DIPA dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah Tahun Anggaran 2023, 1 Des 2022 (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden Joko Widodo akan mengandalkan belanja pemerintah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di level 5,3% hingga akhir 2023.

Ini karena berkaca dari realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2023 yang tumbuh 5,17% namun sebagian besar hanya ditopang konsumsi masyarakat akibat faktor musiman, seperti adanya periode libur hari raya keagamaan, tunjangan hari raya, dan gaji ke-13 bagi PNS.

"Karena salah satu pengungkit di kuartal III belanja pemerintah, jadi kita akan coba pastikan belanja pemerintah terutama ada kementerian atau lembaga yang besar misal infrastruktur, program padat karya dari pertanian, ini kita akan terus dorong karena itu multipliernya efeknya jelas," kata Airlangga saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, seperti dikutip Selasa (8/8/2023).


Bergantungnya pemerintah pada belanja pemerintah pada kuartal III hingga akhir tahun 2023 karena selain habisnya faktor musiman, kinerja ekspor dan impor cenderung anjlok pada kuartal II, sehingga tak berkontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi.

Airlangga menganggap, anjloknya kinerja ekspor dan impor itu lebih disebabkan turunnya harga-harga komoditas andalan Indonesia. Apalagi, pada dua tahun sebelumnya, tumbuh pesat ditopang oleh windfall atau durian runtuh harga yang tinggi.

"Nah tentu kalau harga normal memang artinya yang kita genjot volume dan tentu kita lihat juga produk-produk yang menjadi andalan yang sektor manufaktur apakah itu produk kimia, besi dan baja, nah ini produk besi baja sudah bisa dongkrak ekspor Indonesia," ujar Airlangga.

Berdasarkan catatan BPS dua kali lebaran dan libur panjang menjadi alasan terbesar ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 tumbuh di atas 5%. Hal ini terlihat dari konsumsi rumah tangga yang berhasil mencapai pertumbuhan 5,23% secara year on year.

Tingginya konsumsi rumah tangga berperan besar dalam perekonomian nasional, mengingat porsinya yang mencapai 53,31%. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2023 sedikit melambat dari pertumbuhan pada kuartal II-2022 sebesar 5,51%.

Adapun untuk kelompok pengeluaran lainnya, seperti Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi tumbuh 4,63% dengan porsi terhadap PDB 27,90%, konsumsi pemerintah 10,62% dengan porsi 20,25%, dan konsumsi LNPRT tumbuh 8,62% dengan porsi 1,24.

Untuk ekspor tercatat kontraksi sebesar 2,75% dengan porsi terhadap PDB 20.25%, demikian juga untuk impor yang terkontraksi sebesar 3,08 dengan porsinya terhadap PDB menjadi minus 18,54%.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: APBN Mei 2025 Defisit Rp 21T, Menkeu Klaim Masih Kecil