Pantas Meroket! Segini Pengaruh Mudik ke Ekonomi RI

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Senin, 07/08/2023 15:15 WIB
Foto: (Anadolu Agency via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Meroketnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dari kuartal I-2023 sebesar 5,03% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi tumbuh 5,17% yoy turut ditopang oleh mudik lebaran masyarakat selama Idul Fitri pada April 2023.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Moh. Edy Mahmud mengatakan, berdasarkan kajian BPS terhadap dampak mudik lebaran ke pertumbuhan ekonomi memanfaatkan analisis dampak keterkaitan dan pengganda, besarannya mencapai 1,5%.


"BPS pernah melakukan kajian dalam hitung dampak mudik lebaran menggunakan analisis multiplier input output,'jadi dampaknya ke pertumbuhan ekonomi 1,5% secara yoy," ucap Edy saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (7/8/2023).

Oleh sebab itu, dua kali lebaran dan libur panjang menjadi alasan terbesar ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 tumbuh di atas 5%. Hal ini terlihat dari konsumsi rumah tangga yang berhasil mencapai pertumbuhan 5,23% secara year on year.

"Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17% di tahun 2023 pada kuartal II terutama didorong komponen konsumsi rumah tangga, PMTB, konsumsi pemerintah dan lembaga non profit yang tumbuh positif," ujar Edy.

Foto: Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Produk Domestik Bruto) Triwulan II 2023. (Tangkapan Layar Youtube BPS Statisics)
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Produk Domestik Bruto) Triwulan II 2023. (Tangkapan Layar Youtube BPS Statisics)

Tingginya konsumsi rumah tangga berperan besar dalam perekonomian nasional, mengingat porsinya yang mencapai 53,31%. Pertumbuhannya pun pada kuartal II-2023 mencapai 5,23% sedikit melambat dari pertumbuhan pada kuartal II-2022 sebesar 5,51%.

Edy menjelaskan, Konsumsi Rumah Tangga pada periode itu masih tumbuh positif didorong oleh perayaan hari besar keagamaan seperti Bulan Ramadhan, Perayaan Idulfitri, dan Iduladha, serta adanya pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dan Gaji ke-13 bagi PNS.

Dorongan konsumsi rumah tangga tercermin dari peningkatan mobilitas masyarakat selama periode libur hari besar keagamaan dan libur sekolah. Kelompok konsumsi rumah tangga tumbuh tinggi antara lain, Transportasi dan Komunikasi; Pakaian, Alas Kaki dan Jasa Perawatannya; serta Restoran dan Hotel .

Adapun untuk kelompok pengeluaran lainnya, seperti Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi tumbuh 4,63% dengan porsi terhadap PDB 27,90%, konsumsi pemerintah 10,62% dengan porsi 20,25%, dan konsumsi LNPRT tumbuh 8,62% dengan porsi 1,24.

Untuk ekspor tercatat kontraksi sebesar 2,75% dengan porsi terhadap PDB 20.25%, demikian juga untuk impor yang terkontraksi sebesar 3,08 dengan porsinya terhadap PDB menjadi minus 18,54%.

"Kegiatan perdagangan luar negeri kita kontraksi," ujarnya.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: AMRO Ungkap Risiko Pembengkakan Rasio Utang RI Terhadap PDB