RI Bakal Punya Pasar Lelang Beras sampai Rumput Laut
Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didid Noordiatmoko mengungkapkan, pihaknya tengah menggodok kebijakan yang nantinya akan mengatur pembentukan Pasar Lelang Komoditi (PLK).
Adapun alasan PLK dibuat tak terlepas karena selama ini produsen atau pemilik barang tidak pernah menerima harga yang adil. Pasar lelang ini diharapkan para pemilik barang dan pembeli dapat memperoleh kesepakatan secara adil.
"Selama ini penjual komoditas menerima harga yang tidak adil karena harganya ditentukan pembeli. Dengan pasar lelang maka akan mempertemukan para pemilik barang dengan pembeli pada pasar yang fair, yang utama adalah barangnya ter-standarisasi," kata Didid saat konferensi pers Bappebti di Jakarta, Kamis (3/8/2023).
Untuk itu, Bappebti mengembangkan PLK agar bisa mempertemukan banyak pemilik barang dengan banyak pembeli, kemudian barang yang dijual tersebut juga harus sudah sesuai standar atau sudah terstandardisasi.
"Ketika sudah standardisasi maka banyak penjual akan ketemu oleh banyak pembeli dalam suatu rantai atau penyedia lelang. Ini nanti diharapkan harga akan terbentuk dengan wajar," ujarnya.
Didid menyebut aturan mekanisme PLK ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden (Perpres) No 75/2022 tentang Penataan, Pembinaan, dan Pengembangan Pasar Lelang Komoditas.
Pasar lelang ini, katanya, bisa menjadi akses untuk komoditas yang disimpan di gudang Sistem Resi Gudang (SRG). Misalnya, tembakau, gabah, beras, jagung, ikan, rumput laut, kayu manis dan lainnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa pasar lelang komoditi dengan bursa saham memang terlihat mirip, tetapi nyatanya dua hal tersebut berbeda. Jika bursa lelang bisa hanya dengan paper atau bursa saham tidak harus memuat barang fisik, akan tetapi untuk PLK harus menjual barang fisik.
"Bedanya dengan bursa, kalau bursa tidak harus barang fisik, bisa paper atau dokumen. Kalau lelang harus fisik, walaupun penyerahannya bisa berjangka, tapi tidak menjual papernya," terang Didid.
Didid mengatakan pihaknya akan terus mengembangkan pasar lelang komoditi, yang rencananya PLK ini juga akan digabung dengan sistem resi gudang.
"Misalnya musim panen maka pemilik barang letak aja di SRG, kemudian sedikit-sedikit ke PLK. Ini yang akan kami kembangkan tahun ini. Tujuannya apa? Supaya meningkatkan kesejahteraan, petani dan nelayan menerima harga pas, industri menerima barang yang sudah berstandar," ujarnya.
(dce)