Peringatan BMKG, Tsunami 10 Meter & Gempa M8,7 Intai Jawa

Damiana, CNBC Indonesia
Jumat, 04/08/2023 06:40 WIB
Foto: Seorang petugas melakukan pemantauan gempa di di pos pengamatan gunung Merapi di Yogyakarta, Indonesia, Jumat (30/6/2023). (AP Photo/Slamet Riyadi))

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan ada malapetaka yang mengintai Jawa. Yaitu, Tsunami setinggi 8-10 meter di selatan Jawa.

Selain itu, BMKG memperingatkan keberadaan sumber gempa Sesar Opak di DIY, yang memiliki magnitudo tertarget M6,6 dan sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust dengan magnitudo tertarget M8,7 di selatan Jawa yang masih terus aktif.

"Tak cuma gempa, kata dia, ada potensi tsunami setinggi 8-10 meter yang bisa menerjang pantai Selatan Jawa," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan resmi BMKG, dikutip Jumat (4/8/2023).


Menurut Dwikorita, aktivitas sesar ini dilaporkan tengah meningkat. Aktivitas Sesar Opak pernah menyebabkan gempa bumi merusak pada 27 Mei 2006 yang menewaskan 6.234 orang.

"Sesar Opak merupakan sumber gempa yang jalurnya terletak di daratan ini memang aktif dan belum berhenti aktivitasnya," kata Dwikorita.

"Saat ini mulai tampak adanya gejala peningkatan aktivitas kegempaan akibat Sesar Opak. Salah satunya adalah gempa dengan Magnituda 6,0 di Kabupaten Bantul 30 Juni 2023 lalu," ujarnya.

Dwikorita menjelaskan, Sesar Opak adalah patahan yang berada di wilayah Yogyakarta, tepatnya di sekitar aliran Sungai Opak. Panjang jalur sesarnya mencapai 45 kilometer di sepanjang aliran Sungai Opak.

"Sungai Opak sendiri berhulu dari lereng Gunung Merapi, lalu mengalir ke selatan dengan muara langsung ke Samudra Hindia di Pantai Parangtritis, Bantul, Yogyakarta," kata Dwikorita.

Mengutip situs resmi BMKG, jalur yang dilalui Sesar Opak diantaranya:

- Kalidadap
- Goa Cerme
- Lenteng Satu
- Kedungrejo
- Kedung Tolok
- Sungai Kaliurang.

Disebutkan, Sesar ini bergerak aktif sehingga kerap kali menjadi penyebab terjadinya gempa yang mengguncang Yogyakarta.

"Peluang periode ulang untuk terjadi gerakan lagi atau pengunciannya mulai lepas tampak dari aktivitas kegempaannya yang saat ini mulai meningkat. Kesiap-siagaan masyarakat harus terus ditingkatkan, jangan terputus," pungkas Dwikorita.

Mengutip situs resmi Pemprov DI Yogtyakarta, Yogyakarta secara geologis merupakan daerah rambatan gelombang atau sumber gempa dari runtuhan patahan yang sangat tua, berusia sekiatr 2 juta tahun. Di mana, lokasinya terletak 10 km di sebelah timur patahan Opak dengan orientasi pararel.

Untuk itu, ujar Dwikorita, penting dilakukan pelatihan mitigasi kebencanaan yang berkelanjutan kepada masyarakat di Yogyakarta.

"Langkah ini penting untuk terus meningkatkan ketangguhan yang berkelanjutan (sustainable resilience). Tidak boleh berhenti upaya mitigasi dan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat," katanya.

"Khususnya yang tinggal di wilayah pesisir karena ancaman tsunami juga menghantui selain gempa bumi," ujar Dwikorita.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kemarau Datang Lebih Lambat - Trump Ngamuk