Internasional

Jreng! Negara Arab Ini Disebut Berperan dalam Kudeta di Niger

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
02 August 2023 16:25
Pendukung Presiden Nigeria Mohamed Bazoum berdemonstrasi dalam dukungannya di Niamey, Niger, Rabu 26 Juli 2023. Badan-badan pemerintahan di Afrika mengutuk apa yang mereka anggap sebagai upaya kudeta pada Rabu terhadap presiden Nigeria. (AP/Sam Mednick)
Foto: (AP/Sam Mednick)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kudeta di Niger telah memunculkan sejumlah teori dan prasangka di seluruh dunia. Salah satunya terkait keterlibatan negara lain dalam aksi tersebut.

Surat kabar Aljazair berbahasa Perancis, Le Soir d'Algerie, melaporkan bahwa Uni Emirat Arab (UEA) kemungkinan telah memainkan peran dalam percobaan kudeta terhadap Presiden Niger Mohamed Bazoum beberapa waktu lalu.

Surat kabar itu menunjukkan bahwa semua mata tertuju pada duta besar Niger saat ini untuk UEA, yang merupakan kepala staf angkatan darat sebelum Bazoum memecatnya.

Surat kabar tersebut mencatat bahwa kehadiran mantan kepala staf tentara Niger di UEA mungkin telah memberinya keberanian untuk membalikkan keadaan di Bazoum, terutama jika dirinya didukung oleh pejabat senior di Abu Dhabi.

Laporan ini muncul setelah serangan oleh media Aljazair terhadap peran UEA di wilayah tersebut. Salah satunya surat kabar Aljazair El Khabar menerbitkan informasi yang mengutip sumber terpercaya.

Dalam artikelnya, bahwa UEA telah melakukan tindakan bermusuhan terhadap Aljazair, terutama memberikan program mata-mata kepada otoritas Maroko untuk digunakan di negara tersebut dan melakukan upaya untuk menyeret negara-negara di wilayah Maghreb menuju normalisasi dengan Israel untuk melemahkan Aljazair.

"Pejabat Emirat ingin, dengan harga berapa pun dan dengan cara apapun, memaksakan kehadiran negara mereka di wilayah Sahel," demikian bunyi salah satu kalimat dalam artikel tersebut.

Sementara Kementerian Luar Negeri Aljazair mengutuk upaya kudeta tersebut, menyerukan untuk segera mengakhiri serangan terhadap tatanan konstitusional dan pelanggaran serius terhadap persyaratan aturan hukum.

Sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri menunjukkan bahwa Aljazair mengikuti perkembangan situasi di Republik Niger dengan penuh perhatian. Mereka menegaskan kembali kepatuhannya pada prinsip-prinsip dasar yang memandu tindakan kolektif negara-negara Afrika di dalam Uni Afrika, termasuk penolakan kategoris terhadap pergantian pemerintahan yang tidak konstitusional.

Niger merupakan negara yang cenderung tak kondusif di Afrika dengan maraknya kudeta. Pekan lalu, Presiden Mohamed Bazoum ditahan oleh pengawal kepresidenannya sendiri dalam kudeta ketiga dalam beberapa tahun terakhir.

Bazoum sendiri, yang dipilih secara demokratis, dianggap pro Barat. Kepala Pengawal Presiden, Jenderal Abdourahamane Tiani, menyatakan dirinya sebagai pemimpin baru meski klaimnya telah ditolak secara internasional.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article UEA Disebut Terlibat dalam Perang Saudara di Negara Arab Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular