BI Siaga! Jurus Pamungkas Ini Dipakai Amankan Rupiah
Jakarta, CNCB Indonesia - Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Edi Susianto memastikan bank sentral akan selalu berada di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar.
Dikutip dari Refinitiv, rupiah telah melemah hingga Rp 15.175/US$1 pada sesi perdagangan Selasa (2/8/2023) pukul 11:15 WIB. Nilai tukar rupiah ambruk 0,43% atau hampir 0,5%. Posisi tersebut adalah yang terlemah sejak 10 Juli 2023 atau dalam 17 hari perdagangan terakhir.
Meskipun terjadi pelemahan, Edi mengungkapkan pasokan dan permintaan valas di pasar domestik masih terkendali.
"BI tetap akan berada di pasar untuk tetap memastikan keseimbangan supply-demand tersebut," tegasnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (2/8//2023).
Dia mengakui pelemahan rupiah pada hari ini anomali. Seperti diketahui, Fitch Ratings, lembaga pemeringkat kredit, menurunkan peringkat kredit pemerintah AS menyusul kekhawatiran atas keadaan keuangan negara dan beban utangnya.
Fitch menurunkan peringkat utang AS dari peringkat teratas AAA menjadi AA+. Fitch mengatakan telah mencatat "kemerosotan yang stabil" dalam pemerintahan selama 20 tahun terakhir, termasuk dalam hal fiskal dan utang AS.
"Kenapa anomali? Sebetulnya beberapa tahun lalu S&P juga pernah menurunkan rating US dan pada saat itu dampak terhadap USD mengalami pelemahan. Namun penurunan rating dari Fitch, plus ditambah kondisi pasar tenaga kerja US yang agak melonggar, USD pagi ini malah menguat terhadap seluruh mata uang Asia," kata Edi.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan bahwa bank sentral saat ini memfokuskan kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sekaligus dampak rambatannya ke perekonomian domestik.
Perry mengatakan Bank Sentral memiliki tiga jurus terkait hal tersebut. Pertama, intervensi di pasar valuta asing dan operasi di pasar sekunder SBN.
Kedua, penjualan SBN dengan tenor pendek di pasar sekunder untuk menjaga daya tarik imbal hasil surat utang tersebut.
Ketiga, optimalisasi term deposit valas melalui kebijakan devisa hasil ekspor (DHE) dan penambahan frekuensi tenor lelang.
"Jadi sekarang term deposit valas kita siapkan mulai dari 2 hari, seminggu, tiga bulan dan seterusnya sesuai kebutuhan," kata Perry dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan di Jakarta, Selasa (1/8/2023).
(haa/haa)