Internasional

Media Asing Sorot RI Tempat Mutasi Covid Super, Ini Kata Ahli

sef & Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
02 August 2023 07:41
Seorang petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri (APD) berdiri di dalam bilik pengambilan swab untuk memeriksa persiapan fasilitas tes Covid-19 di sebuah rumah sakit di Mumbai pada 27 Desember 2022. (PUNIT PARANJPE/AFP via Getty Images)
Foto: Covid-19 India. (AFP via Getty Images/PUNIT PARANJPE)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah laporan media asing menyebut RI sebagai tempat ditemukannya virus Covid-19 yang paling cepat bermutasi di dunia. Bahkan lebih banyak dari varian Omicron.

Media India Economic Times dalam tulisan berjudul "Virus Covid varian paling bermutasi ditemukan di Indonesia" melaporkan bahwa dalam sebuah penemuan oleh peneliti, varian Covid-19 baru itu memiliki 113 mutasi unik. Sementara Omicron hanya memiliki 50 mutasi.

Hal sama juga diungkap Mirror. Di mana Media itu menuliskan bahwa varian di Indonesia merupakan jenis dari varian Delta dan ditemukan setelah melakukan uji swab terhadap salah satu pasien di Jakarta.

Daily Mail pun mengonfirmasi langsung kepada seorang ahli virologi di Universitas Warwick. Meski belum mengetahui pasti apakah jenis yang baru ditemukan itu memiliki kemampuan untuk menginfeksi orang lain dengan pesat atau tidak, ini diyakini sebagai peringatan.

"Virus ini terus mengejutkan kita dan berpuas diri itu berbahaya. Ini menyoroti masalah hidup dengan virus," papar Lawrence Young.

"Ketika virus menyebar dan terus bermutasi, itu pasti akan mengakibatkan infeksi serius pada yang paling rentan dan juga akan meningkatkan mereka yang menderita beban akibat infeksi jangka panjang," tambahnya.

Lalu Apa Kata Ahli?

Laporan ini ditanggapi Guru Besar FKUI dan mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama. Setidaknya ada beberapa penting menyikapi ini.

"Covid-19 memang masih akan selalu bermutasi dan akan tinbul varian-varian baru dari waktu ke waktu," ujarnya ke CNBC Indonesia.

Ini merujuk tiga tiga skenario perkembangan. Yakni standard seperti varian-varian sekarang pada umumnya, lalu best di mana varian baru akan lebih lemah dari sebelumnya dan tidak perlu pengulangan vaksin baru, dan worst di mana varian baru memang lebih berat dari varian sebelumnya.

"Laporan sampel dari Indonesia yang disebut memiliki banyak sekali mutasi dan lebih menular perlu dianalisa lebih dalam, baik secara genomik maupun epidemiologik lapangan," jelasnya.

"Artinya, secara genomik di cek analisa rantai molekulernya, baik pada kasus itu maupun pada kasus lain dari Indonesia yang dikirim ke GISAID," ujarnya lagi menyebut pusat penelitian virus global.

"Juga, perlu di cek di lapangan tentang kasus itu, bagaimana gambaran kliniknya, bagaimana penularan ke orang sekitarnya," tambahnya.

Dengan dua analisa inilah baru, kata Tjandra Yoga, ini akan dapat lebih tepat menentukan situasi mana yang sebenarnya terjadi. Sehingga, tambahnya, kalau memang terjadi virus yang mudah bermutasi maka apakah hanya pada satu kasus itu atau ada di kasus-kasus lainnya juga.

Kata Kemkes RI

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes dr Siti Nadia mengatakan informasi tersebut sebenarnya merupakan penelitan yang sifatnya restrospektif. Artinya, ujarnya, saat ini pasien sudah sembuh dan tidak ada lonjakan kasus.

"Yang penting adalah surveilens kasus dan surveilens gnomik harus tetap dijalankan untuk monitor dan antisipasi kalau ada potensi," katanya dalam pesan singkat ke CNBC Indonesia.

"Selain itu sampai saat ini WHO belum memberikan rekomendasi terkait temuan ini," ujar Nadia lagi.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Media Asing Sorot RI, Sebut Tempat Mutasi Covid Tercepat Bumi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular