Proyek Perumahan Baru Terus Bertambah, Pertanda Apa?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
31 July 2023 19:03
Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi  masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.
Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.
Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.
Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasokan unit hunian perumahan relatif stabil selama kuartal pertama tahun 2023. Pasar mencatat total tambahan pasokan sebanyak 4.445 unit. Kawasan Tangerang mendominasi pasokan baru dengan mendominasi sebesar 51%, diikuti Bogor dan Depok dengan 22%.

"Unit segmen atas mendominasi pasokan baru semester ini dengan 34,3% dari total pasokan, diikuti oleh segmen menengah sebesar 27,3%. Namun, laju peluncuran proyek-proyek baru melambat dibandingkan periode sebelumnya sebesar 11,1%, menghasilkan dinamika pasokan dan permintaan yang relatif seimbang," tulis Cushman & Wakefield MarketBeat Reports Q2, dikutip Senin (31/7/2023).

Disebutkan, pengembang terus menunjukkan keyakinan mereka dalam pasar dengan memperkenalkan produk-produk kelas atas di berbagai perumahan, yang menandakan optimisme mereka terhadap kepercayaan pasar secara keseluruhan dan potensinya.

"Meskipun terdapat proyeksi mengenai tantangan ekonomi global pada tahun 2023, yang mungkin menimbulkan rasa kehati-hatian di kalangan pengembang dan investor mengenai rencana pengembangan mereka, para pengembang di sektor perumahan tetap menunjukkan tingkat optimisme yang tinggi untuk semester mendatang," tulisnya.

Prospek positif ini terutama didorong oleh fakta mayoritas pembeli rumah adalah end-user dan pemilik rumah pertama yang terdorong oleh kebutuhan hunian utama.

Permintaan terus-menerus dari para pembeli rumah ini berkontribusi pada kepercayaan pengembang terhadap pasar. Padahal  secara tahunan menurun.

"Wilayah Jabodetabek menunjukkan tingkat rata-rata penyerapan bersih bulanan sebanyak 20,1 unit per perumahan selama kuartal I 2023, menurun 20,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka tersebut sebanding dengan nilai serapan rata-rata sebesar Rp 41,8 miliar per perumahan per bulan," tulis Cushman & Wakefield.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aguan 'Turun Gunung', Ini Proyek Raksasanya di Pinggir DKI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular