Sodetan Ciliwung Mangkrak Era Ahok & Anies, Diberesin Jokowi

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
31 July 2023 10:42
Presiden Joko Widodo (tengah) saat menghadiri peresmian sodetan Ciliwung. (YouTube/Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Joko Widodo (tengah) saat menghadiri peresmian sodetan Ciliwung. (YouTube/Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo hari ini meresmikan Proyek Sodetan Kali Ciliwung. Proyek tersebut diharapkan bisa berkontribusi untuk mengurangi banjir di DKI Jakarta.

Saat berpidato, Jokowi menyebut proyek ini sudah dikerjakan selama bertahun-tahun. Kalau ditotal jumlahnya hampir 11 tahun.

"Urusan Sodetan Ciliwung ini sudah bertahun-tahun sudah hampir 11 tahun, dan hari ini Alhamdulillah selesai," ungkap Jokowi di lokasi, Senin (31/7/2023).

Proyek Sodetan Kali Ciliwung menurut Jokowi mampu berkontribusi menyelesaikan permasalahan banjir di Jakarta. Sebelumnya pemerintah juga sudah membangun 2 bendungan di Bogor, Jawa Barat yaitu Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi hingga melakukan normalisasi Kali Ciliwung.

"Ini bisa menyelesaikan paling tidak 6 Kelurahan gak banjir lagi dan dengan selesainya sodetan Ciliwung ini juga menyelesaikan banjir Jakarta, baik tadi yang Bendungan Ciawi, Sukamahi, sedotan Ciliwung, normalisasi Ciliwung, Banjir Kanal Timur bisa menyelesaikan baru kira-kira 62% dari persoalan banjir yang di Jakarta artinya masih ada PR 38% ini harus dikerjakan bersama-sama oleh Kementerian PUPR dan Pemprov DKI Jakarta," tuturnya.

Pada kesempatan berikutnya, Jokowi lagi-lagi menyebut proyek Sodetan Kali Ciliwung dikerjakan hampir 11 tahun dengan menghabiskan dana hingga Rp 1,150 triliun. Ke depan, pemerintah juga akan fokus melakukan normalisasi Kali Ciliwung hingga permasalahan banjir rob di Utara Jakarta.

"Sudah dikerjakan kira kira 11 tahun yang lalu. Menghabiskan biaya 1 triliun 150 miliar rupiah, sepanjang 1,2 km, dua terowongan dan bisa mengurangi banjir di 6 kelurahan tapi baru 62%, masih 38% yang harus dikerjakan. Normalisasi Sungai Ciliwung harus segera rampung dari 33 km yang ada baru selesai 16 km, sehingga masih tersisa 17 km.

"Ini saya minta Menteri PU, Pak Gubernur bersama-sama untuk selesaikan ini termasuk penanganan di 12 sungai yang mengalir melintasi DKI Jakarta juga harus dinormalisasi," sebutnya.

Anies Baswedan dan Ahok. (Detikcom)Foto: Anies Baswedan dan Ahok. (Detikcom)
Anies Baswedan dan Ahok. (Detikcom)

Sekadar informasi, menurut data Kementerian PUPR, proyek Sodetan Kali Ciliwung dimulai pengerjaannya pada Senin, 23 Desember 2013 oleh Menteri Pekerjaan Umum (PU), Djoko Kirmanto di lokasi eks Kantor Suku Dinas PU Jakarta Timur di Kampung Melayu. Jokowi saat itu hadir sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Konstruksi sodetan Ciliwung berupa dua jalur pipa dengan diameter masing-masing 3,5 meter untuk mengalirkan air menuju Kanal Banjir Timur (KBT) dan Kali Cipinang. Pada tahun 2015, pembangunan Sodetan Sungai Ciliwung telah tuntas sepanjang 550 meter. Kemudian setelah itu harus terhenti atau mengkrak karena terganjal pembebasan lahan.

Mengulik ke belakang, pembangunan Sodetan Kali Ciliwung pernah ditolak warga Bidara Cina, Jakarta Timur yang terkena dampak. Itu terjadi pada 2015 saat Jakarta dipimpin Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ahok menggantikan Jokowi yang menjadi Presiden RI sejak 20 Oktober 2014.

Penolakan warga Bidara Cina pun berlanjut pada 2016. Warga menggugat Ahok ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta. Isinya Ahok harus mencabut Surat Keputusan Gubernur Nomor 2779 Tahun 2015 tentang Perubahan SK Gubernur DKI Jakarta Nomor 81 Tahun 2014 tentang Penetapan Lokasi Pembangunan Inlet Sodetan Kali Ciliwung menuju KBT.

Mengutip website Pemprov DKI Jakarta, dalam SK Gubernur Nomor 2779 Tahun 2015 tertanggal 15 Juli 2015 disebutkan lahan yang akan dibebaskan untuk inlet Sodetan Ciliwung menuju KBT seluas 10.357 meter persegi. Padahal, dalam SK Nomor 81 Tahun 2014 tertanggal 16 Januari 2014 menyatakan luas lahan yang akan dibebaskan hanya 6.095,94 meter persegi.

PTUN Jakarta pada 25 April 2016 akhirnya mengabulkan gugatan warga Bidara Cina. SK Nomor 2779 Tahun 2015 harus dibatalkan. Namun Ahok melawan dan mengajukan kasasi 27 April 2016. Sampai akhirnya proyek Sodetan Kali Ciliwung mati hingga Ahok kalah dalam Pilkada DKI tahun 2017.

Anies Baswedan pun akhirnya menggantikan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta. Pada akhir Agustus 2019, Anies mencabut kasasi yang dulu diajukan Ahok, pilih menerima tuntutan warga Bidara Cina.

Anies kemudian menerbitkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1744 Tahun 2019 pada 26 Desember 2019. Dalam Kepgub tersebut, Anies membentuk tim persiapan pengadaan tanah untuk pembangunan Sodetan Kali Ciliwung di Kelurahan Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.

Presiden Joko Widodo (tengah) saat menghadiri peresmian sodetan Ciliwung. (YouTube/Sekretariat Presiden)Foto: Presiden Joko Widodo (tengah) saat menghadiri peresmian sodetan Ciliwung. (YouTube/Sekretariat Presiden)
Presiden Joko Widodo (tengah) saat menghadiri peresmian sodetan Ciliwung. (YouTube/Sekretariat Presiden)

Dalam regulasi itu disebutkan ketua tim adalah Asisten Pemerintahan Sekda DKI dan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) DKI. Kemudian Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane Kementerian PUPR menjadi salah satu anggotanya.

Sementara biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas tim dibebankan kepada APBN melalui DIPA Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC).

Namun, sejak Kepgub diterbitkan, proyek Sodetan Kali Ciliwung belum lanjut. Puncaknya, Presiden Jokowi menggelar pertemuan dengan beberapa kepala daerah yang terkena dampak banjir pada 2020.

Mereka adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Banten Wahidin Halim, Bupati Bogor Ade Yasin, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, dan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi.

Dalam pertemuan yang digelar 8 Januari 2020 tersebut, Jokowi terang-terangan meminta Anies untuk menyelesaikan proyek Sodetan Kali Ciliwung.

"Saya minta sodetan Ciliwung menuju ke BKT itu tahun ini (2020) bisa dirampungkan. Saya kira bisa secepatnya dengan Gubernur untuk menyelesaikan masalah pembebasan lahannya," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta.

Namun akhirnya proyek ini baru kembali hidup pada 2021. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melanjutkan pembangunan terowongan atau sodetan dari Sungai Ciliwung menuju Kanal Banjir Timur (KBT). Pada tahun 2021, proyek sodetan Ciliwung dilanjutkan sepanjang 549 meter, sehingga total panjang sodetan nantinya 1,26 kilometer.

"Sehingga Insyaallah akan mengurangi risiko banjir pada beberapa kawasan di hilir Sungai Ciliwung, misalnya Kampung Melayu dan Manggarai," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Rabu (4/8/2021).

Menurut Basuki, pembangunan lanjutan sodetan Ciliwung mengalami perubahan trase sehingga mengurangi panjang terowongan 113 meter dari panjang semula 662 meter menjadi 549 meter saja. Saat itu, masih menyisakan pembebasan 6 bidang tanah seluas 10.494 meter perseggi yang akan dieksekusi oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat.

"Kalau pembebasan lahan sudah selesai, maka berdasarkan pengalaman sebelumnya, konstruksinya bisa selesai lebih cepat," ujar Basuki.

Pada 24 Januari 2023, Jokowi mengecek proyek ini dan menargetkan selesai pada April 2023. Jokowi saat itu menyebut, proyek ini sudah terhenti 6 tahun lamanya. Anies Baswedan sendiri menjadi Gubernur DKI Jakarta sejak 2017 hingga 16 Oktober 2022.

"Sebentar lagi selesai mungkin April (2023) Insya Allah selesai sodetan Ciliwung yang sudah berhenti selama 6 tahun," kata Jokowi, saat ditemui di Jakarta Timur, Senin (24/1/2023).


(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sodetan Ciliwung Diresmikan Jokowi Setelah Mangkrak 6 Tahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular