
Bukti Nyata RI Kaya Raya, Bisa Jadi 'Raja'!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memiliki mimpi untuk bisa menjadi 'raja' baterai kendaraan listrik. Bukan tanpa alasan, beragam dan melimpahnya bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat komponen baterai kendaraan listrik (electric vehicle/ EV) ini sudah tersedia di Bumi Pertiwi.
Untuk membuat baterai EV, sejumlah komoditas tambang yang dibutuhkan antara lain nikel, cobalt, mangan, lithium, tembaga, dan aluminium. Hampir semua bahan mineral tersebut sudah tersedia di Indonesia. Bahkan, dengan jumlah sumber daya fantastis dan termasuk terbesar dunia. Memang, hanya lithium yang belum dimiliki Indonesia.
Dari sejumlah mineral yang dibutuhkan tersebut, ternyata Indonesia merupakan pemilik cadangan terbesar no.1 di dunia, yakni untuk komoditas nikel.
Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh Subkoordinator Produksi Batu Bara dan Mineral Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Azaria Indrawardhana, pada acara "Nickel Conference 2023" CNBC Indonesia, Selasa (25/07/2023).
Dia menyebutkan mineral seperti nikel, timah, bauksit, emas, dan tembaga dari Indonesia berperan besar terhadap pasokan mineral dunia.
"(Dunia) bergantung dari posisi kita. Di mana kita adalah negara besar yang tidak bisa dikontrol negara lain. Kita harus membangun industri sendiri untuk implementasi menjadikan negara maju 10-20 tahun ke depan," ungkap Azaria dalam "Nikel Conference 2023" CNBC Indonesia.
Lebih detail, Azaria menjelaskan satu per satu besaran sumber daya mineral di Indonesia yang menjadi bukti bahwa Ibu Pertiwi adalah negara yang kaya raya.
1. Nikel
Cadangan nikel RI merupakan no.1 terbesar di dunia, yakni menguasai 21% cadangan nikel dunia. Begitu juga dari sisi produksi. Produksi nikel RI merupakan terbesar no.1 di dunia, menguasai 48% pasokan nikel dunia.
"Ya saat ini kita memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, yakni sekitar 21% dari total cadangan dunia. Untuk produksi, Indonesia terhitung berkontribusi sebesar 48% dari total produksi nikel dunia saat ini. Bersyukur biaya produksi di Indonesia rendah," tuturnya.
2. Timah
Cadangan timah RI merupakan terbesar no.1 di dunia, menyumbang 17% dari total cadangan timah dunia. Sementara untuk produksi, Indonesia merupakan produsen terbesar kedua di dunia, menyumbang 24% produksi timah dunia.
3. Bauksit
Bauksit merupakan bahan baku alumina dan aluminium. Cadangan bauksit RI merupakan terbesar keenam di dunia, berkontribusi sebesar 3% dari cadangan bauksit dunia. Sementara dari sisi produksi, terbesar no.5 di dunia, dengan berkontribusi sebesar 6% dari produksi bauksit di dunia.
4. Emas
Tercatat Indonesia menduduki posisi ke enam sebagai pemilik cadangane emas terbesar di dunia, menguasai 5% cadangan emas dunia. Dari sisi produksi, Indonesia berada pada posisi ke-12, berkontribusi 2% dari seluruh produksi emas dunia.
5. Tembaga
Indonesia menempati posisi ke-10 sebagai pemilik cadangan tembaga di dunia, memiliki 3% dari total cadangan tembaga dunia. Dari sisi produksi, Indonesia merupakan terbesar ke-7, menguasai 4% dari total produksi tembaga dunia.
Adapun, Menteri Kordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada negara yang bisa mendikte Indonesia, khususnya dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan strategis di dalam negeri.
Salah satu kebijakan yang dimaksud adalah larangan ekspor mineral mentah dan pengembangan hilirisasi pertambangan di dalam negeri. Maklum, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang berlimpah.
Luhut mengatakan, bahwa Indonesia merupakan penghasil nikel terbesar di dunia. Selain itu, Indonesia juga merupakan pemilik cadangan timah terbesar kedua di dunia, dan merupakan pemilik cadangan bauksit terbesar keenam, serta cadangan tembaga terbesar di dunia.
Tak hanya itu, Indonesia juga memiliki potensi energi bersih atau energi baru terbarukan (EBT) mencapai 437 Giga Watt (GW).
"Jadi saya terus memberi tahu orang-orang tentang ini, tidak ada negara yang bisa mendikte Indonesia. Kami tahu apa yang akan kami lakukan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi secara terpusat di Indonesia dengan memiliki enam agenda," terang Luhut dalam kesempatan yang sama.
(wia/wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gak Kira-Kira Harta Karun RI Terbesar di Dunia, Ini Data Terbarunya
