
Penampakan Seram, Bendung Legendaris Katulampa Kering Parah
Bendung Katulampa kian menyusut akibat pemanasan Samudera Pasifik dan Hindia yang memicu penurunan curah hujan, yakni El Nino dan India Ocean Dipole positif.

Suasana kondisi Bendung Katulampa yang surut, Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/7/2023). Bendung Katulampa terus menyusut. Fenomena tersebut juga disertai ramalan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai musim kemarau kering beberapa waktu lalu. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Pantauan CNBC Indonesia pada rabu siang nampak air di bagian bawah Bendung Katulampa surut. Bebatuan besar dan dasar sungai dapat terlihat dengan jelas. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Hanya sedikit genangan air di antara bebatuan. Nampak seorang warga yang duduk di tembok tepi bendungan tengah memancing. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Aliran air tidak deras, mengalir dengan sangat tenang. Pasir di dasar sungai pun dapat terlihat dengan sangat jelas. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Tinggi muka air (TMA) pada bendungan yang terletak di wilayah Bogor, Jawa Barat, dilaporkan memang selalu di titik nol. Bahkan, selama bulan Juli 2023, kadar airnya sudah di bawah normal. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Petugas jaga bendung Katulampa, Ahmad mengatakan aliran masuk hanya untuk kebutuhan induk irigasi jadi tidak ada limpasan ke sungai Ciliwung. "normal 10-40 cm, 50-80 siaga empat, sekarang posisi dibawah normal karena tidak ada limpasan sama sekali dan masuk ke limpasan irigasi" katanya kepada CNBC Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Dalam sebuah siaran pers, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati juga pernah mengingatkan soal fenomena kemarau kering. Ini merupakan dampak dari pemanasan Samudera Pasifik dan Hindia yang memicu penurunan curah hujan, yakni El Nino dan India Ocean Dipole (IOD) positif. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Suasana kondisi Bendung Katulampa yang surut, Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/7/2023). Bendung Katulampa terus menyusut. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

BMKG mencatat pada Juli jika indeks El Nino mencapai 1,01 dengan level moderate. Untuk IOD disebutkan telah masuk level index positif. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)