Pantas Negara Lain Kaget, Ini Data Ekonomi RI Terbaru!

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
24 July 2023 13:30
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani saat acara Dinner & Sharing with Sri Mulyani di Jakarta, Jumat (21/7/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, kondisi ekonomi Indonesia dan keuangan pemerintah terus menunjukkan perbaikan hingga saat ini pasca Pandemi Covid-19 dan pelemahan ekonomi global. Ditunjukkan dengan konsolidasi fiskal yang terus terjadi sambil terjaganya pertumbuhan ekonomi.

Sri Mulyani mengawali dengan surplus APBN hingga akhir semester I-2023 yang semakin tinggi ketimbang periode yang sama pada tahun lalu. Surplus APBN per akhir Juni 2023 sebesar Rp 152,3 triliun atau 0,71% dari PDB, sedangkan tahun lalu hanya mencapai Rp 91,2 triliun atau 0,47% dari PDB.

Diiringi pula dengan keseimbangan primer yang terjaga surplus sebesar Rp 368 triliun, atau tumbuh hingga 32% dari surplus keseimbangan primer pada 2022 sebesar Rp 279 triliun. Padahal, rancangan untuk tahun ini keseimbangan primer defisit sebesar Rp 156,8 triliun.

"Inilah yang selalu saya sampaikan APBN Indonesia mengalami penyehatan dan konsolidasi yang luar biasa cepat dan kuat tanpa pengaruhi kinerja dari perekonomian," kata dia saat konferensi pers secara daring, Senin (24/7/2023).

"Perekonomian kita tetap mengalami pemulihan dan pertumbuhannya terjaga, serta perbaikan di bidang kesejahteraan," ucap Sri Mulyani.

Konferensi Pers APBN Kita Edisi Juli 2023 (Tangkapan layar Youtube Kemenkeu)Foto: Konferensi Pers APBN Kita Edisi Juli 2023 (Tangkapan layar Youtube Kemenkeu)
Konferensi Pers APBN Kita Edisi Juli 2023 (Tangkapan layar Youtube Kemenkeu)

Sri Mulyani menjelaskan, terjaga perekonomian domestik tercermin dari kondisi pendapatan negara yang masih mampu tumbuh sebesar 5,4% dari Rp 1.336,1 triliun menjadi Rp 1.407,9 triliun. Ditopang penerimaan perpajakan yang mencapai Rp 1.105,6 triliun atau tumbuh 5,4% dan PNBP Rp 302,1 triliun atau tumbuh 5,5%.

Sementara itu, dari sisi belanja negara juga masih mampu tumbuh meski tipis. Hingga akhir semester I-2023, belanja negara terealisasi sebesar Rp 1.255,7 triliun atau tumbuh 0,9% dari realisasi periode yang sama pada tahun lalu Rp 1.244,9 triliun. Besarannya setara 41% dari target belanja tahun ini Rp 3.061,2 triliun.

Dengan kondisi penerimaan yang lebih tinggi dari belanja, maka pemerintah kata Sri Mulyani tidak banyak mengeluarkan biaya untuk pembiayaan anggaran. Hingga semester I-2023 hanya mencapai Rp 135,1 triliun atau turun 14,8% dari realisasi semester I-2022 yang sebesar Rp 158,6 triliun. Besarannya pun baru 22,6% dari target pembiayaan anggaran 2023 Rp 598,2 triliun.

"Oleh karena itu kita melihat tren ini harus dijaga karena situasi global yang cenderung dengan kenaikan suku bunga tinggi dan volatilitas tinggi maka eksposur ke pembiayaan utang harus terus dijaga pada level yang aman," tegas Sri Mulyani.

Konferensi Pers APBN Kita Edisi Juli 2023 (Tangkapan layar Youtube Kemenkeu)Foto: Konferensi Pers APBN Kita Edisi Juli 2023 (Tangkapan layar Youtube Kemenkeu)
Konferensi Pers APBN Kita Edisi Juli 2023 (Tangkapan layar Youtube Kemenkeu)

Dari sisi perkembangan ekonomi makro pun menurutnya hingga semester I-2023 ini masih terkendali jika dibandingkan dengan asumsi dasar yang telah digariskan dalam APBN 2023. Misalnya untuk pertumbuhan ekonomi hingga kuartal I-2023 masih tumbuh 5,03% dari target keseluruhan tahun 5,3%.

Sementara itu, inflasi sudah sesuai dengan kisaran sasarannya, yaitu 3,52% per Juni 2023 dari asumsi 3,6% secara tahunan atau year on year (yoy). Suku bunga SUN 10 tahun di level 6,61% ytd dari asumsi keseluruhan tahun ini sebesar 7,9%.

"Ini yang sebabkan kenapa Indonesia terus dapat positive assessment dari credit rating termasuk outlook Indonesia oleh credit rating yang dianggap stabil dalam suasana global yang sebenarnya cenderung negatif dan melemah," tuturnya.

Sri Mulyani mengungkapkan, kabar baik dari kondisi domestik ini pun telah ia suarakan saat pertemuan G20 di India beberapa waktu lalu dengan jajaran menteri keuangan negara-negara anggota. Ini ia ceritakan dalam acara Dinner & Sharing with Sri Mulyani, Jumat (21/7/2023).

"Indonesia sekarang stay di 5%, mereka drop the jaw (terpukau)," ungkapnya. Bahkan, dia menambahkan menteri keuangan Kanada menyampaikan kepadanya secara langsung agar Indonesia bisa mempertahankan pertumbuhan ini karena dunia membutuhkan kisah sukses saat ini.

"Kami butuh cerita sukses di saat ini," ungkap Sri Mulyani yang menceritakan kembali pernyataan rekannya tersebut.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Seluruh Target Ekonomi RI di 2024 Meleset

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular