
Putin Ngamuk! Rusia Bombardir Pelabuhan Ukraina

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan Rusia di daerah pelabuhan Ukraina berlanjut pada Kamis (20/7/2023), tak lama setelah Moskow memperingatkan bahwa kapal yang menuju ke pelabuhan Laut Hitam dapat dianggap sebagai sasaran militer.
Ketika kekhawatiran tumbuh atas penarikan Rusia dari kesepakatan yang telah melindungi pengiriman biji-bijian Ukraina secara global, pihak berwenang di wilayah Mykolaiv dan Odesa melaporkan sekitar 20 orang terluka dalam serangan tersebut.
Dengan keluarnya Rusia dari kesepakatan tersebut, yang mengancam akan memperburuk pasokan pangan global, Ukraina mengatakan pihaknya sedang membangun rute pelayaran sementara melalui Rumania, negara tetangga di Laut Hitam.
"Tujuannya adalah untuk memfasilitasi pembukaan blokir pelayaran internasional di bagian barat laut Laut Hitam," tutur Vasyl Shkurakov, Penjabat Menteri Ukraina untuk Komunitas, Wilayah, dan Pembangunan Infrastruktur dalam sebuah surat kepada Organisasi Pelayaran Internasional PBB, dikutip Reuters.
Ukraina dan Rusia adalah di antara pengekspor biji-bijian utama dunia. Terhentinya keran ekspor dari Laut Hitam pun telah melambungkan harga gandum berjangka AS sebesar 8,5% pada Rabu, kenaikan harian terbesar mereka sejak beberapa hari setelah Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan negara bendera kapal yang melakukan perjalanan ke pelabuhan Ukraina akan dianggap sebagai pihak dalam konflik di pihak Ukraina.
Setelah kapal terakhir meninggalkan Ukraina pada Minggu di bawah Black Sea Grain Initiative, Rusia menyerang wilayah Odesa pada Senin dan Selasa malam. Tiga pelabuhan di kawasan itu adalah satu-satunya yang beroperasi di Ukraina di bawah kesepakatan biji-bijian.
Terminal biji-bijian dan fasilitas industri, gudang, pusat perbelanjaan, bangunan perumahan dan administrasi, serta mobil rusak parah.
Komando militer selatan Ukraina mengatakan Rusia telah menggunakan rudal supersonik, termasuk Kh-22 yang dirancang untuk menyerang kapal induk, untuk menyerang infrastruktur pelabuhan Odesa.
"Di pelabuhan yang diserang ada sekitar satu juta ton makanan yang disimpan," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidato malamnya. "Justru jumlah itu yang seharusnya sudah disalurkan ke negara-negara konsumen di Afrika dan Asia.
"Di terminal yang paling rusak akibat teror Rusia malam ini, 60.000 ton produk pertanian disimpan, dimaksudkan untuk pengiriman ke China," kata Zelensky.
Tuntutan Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh negara-negara Barat "menyesatkan" kesepakatan biji-bijian, yang ditengahi oleh PBB dan Turki.
Dana Moneter Internasional (IMF) pada Rabu mengatakan keluarnya Rusia dari kesepakatan itu akan memperburuk kerawanan pangan global dan dapat meningkatkan harga pangan, terutama di negara-negara miskin.
Putin mengatakan Rusia akan segera kembali ke pakta tersebut jika persyaratan Moskow terpenuhi, yakni mengurangi pembatasan ekspor makanan dan pupuknya. Negara-negara Barat menyebut ini sebagai upaya memanfaatkan pasokan makanan untuk melemahkan sanksi keuangan.
Jauh dari pelabuhan, pertempuran berlanjut di Ukraina timur dan selatan di mana serangan balasan Kyiv mencoba merebut kembali wilayah yang diduduki oleh pasukan Rusia. Rusia telah menggali garis depan yang dijaga ketat.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dunia 'Tersandera' Rusia, Ancaman Kelaparan Mengintai
