Kantong BPJS Kesehatan Segar Bugar, Aset Neto Capai Rp56,5 T

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
18 July 2023 17:06
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti. (Dok BPJS kesehatan)
Foto: Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti. (Dok BPJS kesehatan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi keuangan BPJS Kesehatan tercatat surplus pada 2022. Surplus ini tercermin dari aset neto yang mencapai Rp 56,50 triliun, atau naik dari posisi 2021 sebesar Rp 38,76 triliun.

Sebagai informasi, posisi keuangan BPJS Kesehatan mengalami surplus pada 2020 hingga 2021. Pada 2019, aset neto BPJS Kesehatan pada 2019 masih mengalami defisit sebesar Rp 51 triliun.

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan, kondisi ini menandakan pengelolaan dana jaminan sosial (DJS) makin sehat. Sebab masih cukup membiayai tagihan klaim 5,98 bulan, jauh di atas batas 1,5 bulan.

"Jadi sekarang sehat ya bugar, kenapa? Karena kondisi keuangan DJS per 31 Desember 2022 itu telah sesuai dengan ketentuan, yaitu mencukupi 5,98 bulan estimasi pembayaran klaim ke depan," kata Ghufron saat Public Expose di kantornya, Jakarta, Selasa (18/7/2023).

Perolehan aset ini berasal dari posisi aset yang tercatat meningkat menjadi Rp 98,76 triliun pada 2022, dari Rp 68,71 triliun pada tahun sebelumnya. Sejalan dengan itu, jumlah liabilitas juga meningkat. Namun, peningkatan ini tidak melampaui aset. Liabilitas ini naik menjadi Rp 56,50 triliun dari Rp 29,94 triliun.

Sayangnya, dari sisi laporan penghasilan komprehensif, surplusnya mengalami penyusutan. Penghasilan tercatat susut menjadi Rp 17,74 triliun pada 2022, dari Rp 44,45 triliun pada 2021. Peningkatan signifikan dari sisi beban dan penurunan pendapatan kontribusi pajak rokok menjadi penopang surplus pada penghasilan komprehensif.

Terkait dengan penurunan surplus di atas, Ghufron tidak menjelaskan penyebab rinci penurunan. Dia pun tidak memberikan proyeksi untuk tahun 2023 dan ke depannya. Sebab, menurutnya, yang dilihat direksi selama ini untuk menentukan kesehatan keuangan BPJS Kesehatan dari sisi aset neto.

"Kita biasanya itu aset netonya, jadi bersih ya setelah dikurangi kewajiban, tidak hanya pendapatan ya, ada penerimaan, kemudian berapa dari keseluruhan itu kewajiban kita untuk bayar di fasilitas pelayanan kesehatan, sisanya itu aset neto kita itu," tegasnya.

Lebih lanjut, pendapatan BPJS Kesehatan dilaporkan meningkat menjadi Rp 148,13 triliun dari Rp 146,58 triliun. Pendapatan ini terdiri dari pendapatan iuran dari Rp 143,31 triliun yang naik menjadi Rp 144,04 triliun.

Sementara itu, pendapatan SiLPA Kapitasi meningkat menjadi Rp 377,98 miliar dari Rp 274,38 miliar, pendapatan investasi naik menjadi Rp 2,88 triliun dari Rp 1,42 triliun, pendapatan lain naik menjadi Rp 544,88 miliar dari Rp 480,84 miliar, dan pendapatan kontribusi pajak rokok yang satu-satunya turun dari Rp 1,08 triliun menjadi Rp 269,70 miliar.

Adapun, sisi beban BPJS Kesehatan mengalami peningkatan menjadi Rp 130,38 triliun dari Rp 102,13 triliun. Beban ini terdiri dari beban jaminan kesehatan menjadi Rp 113,47 triliun dari Rp 90,33 triliun, beban kenaikan (Penurunan) cadangan teknis menjadi Rp 11,44 triliun dari Rp 4,41 triliun, beban cadangan penurunan nilai piutang iuran beban lain menjadi Rp 38,07 miliar dari Rp 19,60 miliar, dan beban operasional BPJS Kesehatan yang satu-satunya turun menjadi Rp 4,02 triliun dari Rp 4,09 triliun.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dirut BPJS Kesehatan Beberkan Inovasi JKN di Forum AeHIN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular