Lebih Ganas dari Covid, Penyakit Ini Jadi Perhatian Jokowi

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
18 July 2023 15:45
Ilustrasi Paru-Paru. (Dok. Pixabay)
Foto: Ilustrasi Paru-Paru. (Dok. Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo melakukan rapat terbatas dengan menterinya, terkait Percepatan Eliminasi Tuberkulosis, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/7/2023). Presiden memberikan 3 arahan untuk percepatan.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia menjadi negara pengidap TBC terbesar kedua di dunia setelah India dengan kasus diperkirakan mencapai 969 ribu orang per tahun.

"Kematian TBC per tahunnya 200 ribuan, itu lebih tinggi dari kematian Covid," katanya, saat memberikan keterangan pers, di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (18/7/2023).

Budi Gunadi mengatakan sejak 2022 pemerintah sudah melakukan percepatan untuk deteksi penyakit TBC. Sehingga ditemukan sekitar 720 ribu kasus TBC dari sebelumnya 500 ribuan. Meski hal ini dinilai baik oleh Menkes.

"Sebenarnya naik justru bagus, karena itu terdeteksi. yang diestimasikan itu 989 ribuan. dulu hanya bisa ketemu atau terdeteksi 540, yang sisanya nggak terdeteksi. kan bisa menular kemana-mana. sekarang dengan agresivitas dari program pemerinta jadi naik," katanya.

"Kita harapkan sampai 2024 nanti, 90% dari estimasi 969 ribu bisa ketemu atau bisa terdeteksi," tambahnya.

Sehingga menurut Budi Gunadi Presiden memberikan arahan untuk untuk bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait untuk deteksi dini penyakit tuberkulosis.

Kedua, Presiden juga memerintahkan Menteri PUPR untuk menyiapkan tempat karantina khusus. Karena perawatan penyakit ini yang memakan waktu hingga dua bulan.

Ketiga, Budi Gunadi menyebut Presiden mau membantu untuk meng-endorse vaksin tuberculosis, supaya banyak masyarakat yang mau melakukan vaksinasi.

Terkait vaksin, pemerintah juga tengah mengkaji mendatangkan vaksin TBC baru karena vaksin BCG (Vaksin bayi untuk terhindar dari TBC) dinilai efektifitasnya rendah. Menurutnya saat ini Indonesia telah berpartisipasi aktif dengan organisasi dunia dan ada tiga potensi vaksin baru yang akan didatangkan.

"Yang paling dekat adalah vaksin yang ditemukan oleh Glaxosmithkline (GSK), kemudian diambil alih oleh Bill and Melinda Gates Foundation, sekarang sedang dalam proses untuk melakukan clinical trial di Indonesia, kerjasama Kemenkes dengan UI (Universitas Indonesia), dan Universitas Padjadjaran, dengan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)," ungkapnya.

"Ada dua lagi kandidat vaksin mRNA yang kita bekerja sama dengan pihak luar negeri supaya bisa-kalau mRNA kan lebih cepat kayak Pfizer dan Moderna. Jadi ada tiga kandidat vaksin TBC baru yang sedang kita kaji penggunaannya," sambungnya.

Terkait alokasi anggaran, Menkes menyebut bahwa pihaknya juga mendapatkan donasi dari sejumlah pihak seperti dari USAID yang nilainya mencapai US$70 juta untuk program pengentasan TBC. Anggaran tersebut digunakan tidak hanya oleh pemerintah, tetapi juga oleh lembaga-lembaga masyarakat untuk membantu mengentaskan TBC.

"Jadi khusus untuk TBC, dari sisi anggaran enggak masalah, selain anggaran pemerintah yang ada, tapi donasinya jauh lebih besar daripada anggaran pemerintah sendiri," katanya.

 


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi: Kita Berdebat Berhari-hari Soal Lockdown atau Tidak!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular