Data Kemiskinan RI

77 Tahun Merdeka, Masih Ada 25,9 Juta Orang Miskin di RI

cap, CNBC Indonesia
Selasa, 18/07/2023 06:55 WIB
Foto: Kehidupan warga pinggir rel kereta api (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) telah berdiri sejak 1945. Artinya, Indonesia telah merdeka dari penjajahan Belanda selama 77 tahun lamanya.

Menuju perayaan 100 tahun kemerdekaan, Indonesia menargetkan terlepas dari middle income trap dan menjadi negara maju. Sebagai tahapan menjadi negara maju ini, Indonesia bercita-cita untuk menghapus kemiskinan ekstrem pada 2024.

Kondisi kemiskinan ekstrem di Indonesia saat ini menurut data BPS 2022 sebesar 2,04%. Sementara berdasarkan data World Bank angka kemiskinan ekstrem sebesar 1,5%.


Presiden RI Joko Widodo menargetkan kemiskinan ekstrem mendekati 0 persen pada tahun 2024 dan telah mengeluarkan landasan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.

Inpres Nomor 4 Tahun 2022 telah mengamanatkan kepada 22 Kementerian, 6 Lembaga, dan Pemerintah Daerah untuk mengambil langkah-langkah intervensi yang diperlukan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing untuk melakukan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem.

Di tengah mengejar upaya tersebut, angka kemiskinan di Indonesia ternyata masih belum pulih dari masa pandemi.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan di Indonesia masih tinggi. Hingga Maret 2023, jumlah penduduk miskin mencapai 25,9 juta orang atau 9,36%.

Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto menjelaskan, angka ini lebih rendah dari tingkat kemiskinan per September 2022 yang sebesar 9,57% atau sebanyak 26,36 juta orang. Sementara pada Maret 2022, jumlah angka kemiskinan mencapai 9,54% atau 26,16 juta orang.

Adapun, jumlah penduduk miskin ini turun 460.000 jiwa terhadap September 2022 dan turun 260.000 jiwa terhadap Maret 2022.

Sementara itu, persentasenya 9,36% tersebut turun 0,21 persentase poin terhadap September 2022 dan 0,18 persentase poin terhadap Maret 2022.

Dari catatan BPS, persentase penduduk miskin Indonesia pernah naik hingga 10,19% pada masa pandemi di September 2020. Sayangnya, Atqa mengatakan bahwa tingkat kemiskinan pada Maret 2023 belum pulih seperti masa sebelum pandemi.

"Sejak Maret 2021, tingkat kemiskinan mengalami penurunan seiring pemilihan nasional (pemilu), meskipun sempat mengalami kenaikan pada September 2021," katanya.

Lebih lanjut, tingkat kemiskinan menurut wilayah, penurunan tingkat kemiskinan di perkotaan dan perdesaan kompak mengalami penurunan. Tetapi, penurunan di perkotaan lebih besar daripada di pedesaan.

"Jika dibandingkan masih terjadi disparitas yang lebar, antara perkotaan dan pedesaan." Pada maret 2023, tingkat kemiskinan di pedesaan 12,22%, sementara di perkotaan 7,29%.

Atqo melanjutkan penurunan di perkotaan lebih dalam dari pada pedesaan, dibandingkan pada September 2022 terjadi penurunan tingkat kemiskinan di pedesaan sebesar 0,14% sementara di wilayah perkotaan mengalami penurunan 0,24%.

Tingkat kemiskinan di wilayah pedesaan sudah lebih rendah dari sebelum pandemi. Namun, sebaliknya, tingkat kemiskinan di perkotaan lebih tinggi dari sebelum pandemi.

Foto: Rilis BPS pada (17/7/2023). (Dok. BPS)
Rilis BPS pada (17/7/2023). (Dok. BPS)

(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

DPR Sentil Data Kemiskinan, BPS Jawab Begini