Luhut Ungkap RI Siap Larang Ekspor Gas, Yakin Bisa?

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
14 July 2023 19:45
INFOGRAFIS, Indonesia Masuk 5 Negara Terbesar Eksportir Gas
Foto: Infografis/Ekspor Gas Indonesia/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan bahwa rencana larangan ekspor gas alam harus dipertimbangkan secara matang-matang. Pasalnya, Indonesia saat ini masih terikat kontrak dengan beberapa negara pengimpor.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan pemerintah sejatinya telah mempunyai kebijakan bahwa gas yang diproduksi di dalam negeri diprioritaskan untuk kepentingan nasional. Namun, sembari permintaan dalam negeri perlahan tumbuh, pihaknya akan tetap menghargai kontrak ekspor yang saat ini sudah berjalan.

"Kalau itu kita harus hati-hati, karena ada kontrak yang sudah jalan. Ada image Indonesia, jadi gini kalau kita lihat ambil contoh negara tetangga, di Malaysia harga hulu itu murah, tapi hilirnya dia ke luar tinggi, jadi untungnya di situ. Tapi akibatnya, tidak ada investor asing di Malaysia, cuma Shell saja," kata Tutuka saat wawancara khusus bersama CNBC Indonesia, dikutip Jumat (14/7/2023).

Di sisi lain, saat ini Indonesia mempunyai target untuk mengejar produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD). Agar target produksi tersebut tercapai, maka keberadaan investor di sektor hulu sangat dibutuhkan.

"Kita harus mem-balance memang kebutuhan gas dalam negeri, tetapi produksi eksplorasi harus di-encourage lebih tinggi sedemikian target 12 BSCFD. Kalau produksi tinggi kan bisa buat dalam negeri dan luar negeri," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pemerintah bakal menghentikan ekspor gas demi mendukung operasional industri petrokimia yang akan dikembangkan di dalam negeri. Mengingat, impor bahan baku industri petrokimia di dalam negeri tiap tahunnya masih cukup tinggi.

Menurut Luhut, ide kebijakan larangan ekspor gas tersebut muncul setelah pihaknya melakukan kajian internal bersama Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Jodi Mahardi.

"Kita setelah hitung-hitung dengan tim Jodi Cs, kita mungkin akan sarankan kita gak akan ekspor gas lagi ke luar. Kita bikin downstreaming-nya petrokimia," kata Luhut dalam acara Economic Update 2023 CNBC Indonesia, Senin (10/7/2023).

Oleh sebab itu, ia pun berharap agar harga gas di dalam negeri dapat ditekan lagi menjadi US$ 5 per Million British Thermal Unit (MMBTU). Adapun saat ini pemerintah menetapkan harga gas bumi tertentu (HGBT) untuk tujuh bidang industri di level US$ 6 per MMBTU.

"Kita ketemu gas di Masela kemudian di Warim itu bisa hampir dua kali Masela bisa juga kita ketemu cadangan minyak yang mungkin diduga 27 miliar barel. Jadi kaya sekali negerimu ini. Ngapain ribut-ribut," kata dia.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Konsumsi Gas Untuk Listrik Naik, LNG Disorot Sebagai Solusi

Next Article Jreng! Luhut Tiba-Tiba Sebut RI Bakal Setop Ekspor Gas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular