
Bukan Ukraina, AS Mau Kirim Senjata Banyak ke Negara Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat, sekaligus Kepala Staf Gabungan, Mark Milley menilai pihaknya AS dan sekutunya perlu mempercepat pengiriman senjata ke Taiwan pada tahun-tahun mendatang untuk membantu pulau itu mempertahankan diri.
Amerika Serikat adalah pemasok senjata terpenting Taiwan. Beijing telah berulang kali menuntut penghentian penjualan senjata AS ke Taiwan, memandangnya sebagai dukungan yang tidak beralasan untuk pulau yang diperintah secara demokratis yang diklaim Beijing.
"Kecepatan kami, Amerika Serikat, atau negara lain membantu Taiwan dalam meningkatkan kemampuan pertahanan (mereka), saya pikir mungkin perlu dipercepat di tahun-tahun mendatang," katanya, selama kunjungan ke Tokyo, dilansir Reuters, Jumat (14/7/2023).
Milley mengatakan Taiwan membutuhkan senjata seperti sistem pertahanan udara dan yang dapat menargetkan kapal dari darat.
"Saya pikir penting bagi militer Taiwan dan kemampuan pertahanan mereka untuk ditingkatkan," katanya.
Taiwan sejak tahun lalu mengeluhkan keterlambatan pengiriman senjata AS, seperti rudal anti-pesawat Stinger, karena produsen mengalihkan pasokan ke Ukraina saat bertempur melawan pasukan Rusia. Masalah ini mengkhawatirkan beberapa anggota parlemen AS.
Taiwan mengatakan bahwa pengeluaran pertahanannya tahun ini akan fokus pada persiapan senjata dan peralatan untuk "blokade total" oleh China, termasuk suku cadang untuk pesawat tempur F-16 dan pengisian senjata.
China menggelar latihan perang di sekitar pulau itu pada bulan Agustus, menembakkan rudal di atas Taipei dan mendeklarasikan zona larangan terbang dan larangan berlayar dalam simulasi tentang bagaimana negara itu berusaha menghentikan Taiwan dalam perang.
Dalam beberapa hari terakhir, militer China telah mempraktikkan operasi pasukan gabungan di laut menjelang latihan perang tahunan Taiwan pada akhir bulan ketika akan mensimulasikan pelanggaran blokade China.
Milley mengatakan bahwa hubungan antara Amerika Serikat dan China berada pada "titik yang sangat rendah" dan pertemuan diplomatik baru-baru ini, termasuk antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan diplomat top China Wang Yi, penting untuk mengurangi kemungkinan eskalasi.
Milley mengatakan Amerika Serikat sedang mempertimbangkan apakah perlu mengubah di mana beberapa pasukan AS berbasis di Asia Pasifik.
Mayoritas pasukan AS di kawasan itu berada di Asia timur laut, termasuk 28.500 di Korea Selatan dan 56.000 tentara di Jepang.
"Kami secara serius melihat opsi pangkalan alternatif yang potensial," kata Milley.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asia Makin Panas, China Tuding AS Cuma Bikin Rusuh di Taiwan