Menkeu: RI Butuh Ribuan Triliun Atasi Bencana Iklim di 2030

Verda Nano Setiawan & Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
14 July 2023 09:30
Sri Mulyani dengan 749 Calon Aparatur Sipil Negara. (Tangkapan layar Instagram @smindrawati)
Foto: Sri Mulyani dengan 749 Calon Aparatur Sipil Negara. (Tangkapan layar Instagram @smindrawati)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan kerugian dari bencana akibat perubahan iklim yang semakin menjadi-jadi di Tanah Air bisa mencapai 3,45% dari PDB pada 2030.

Jika dihitung berdasarkan PDB konstan per 2022, maka nilainya saja mencapai Rp 675,78 triliun. Tentunya nilai ini akan semakin membengkak pada 2030. Dengan demikian, ini dipastikan akan membebani kondisi keuangan negara dan berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi.

Sri Mulyani pun mengatakan jika mengacu pada posisi PDB Indonesia saat ini, di kisaran Rp 20.000 triliun, dengan asumsi 5% atau maksimal 6-7%, maka besaran PDB Indonesia akan mencapai dua kali lipat dari posisi saat ini dalam tujuh tahun ke depan.

"Kerugian ekonomi yang diperkirakan nilainya bisa 0,66 persen hingga 3,45 persen dari PDB pada tahun 2030. 3,45 persen dari PDB, kalau PDB di tahun 2030 berapa ya Pak Febrio?" ujarnya bertanya kepada Kepala BKF Febrio N. Kacaribu dalam Indonesia EBTKE Conference and Exhibition 2023, dikutip Jumat (14/7/2023).

"Karena kalau saya ngomong persen pada PDB wajah anda flat, kalau diterjemahkan dalam triliun baru bangun," tambahnya.

Dari perhitungan di atas, maka Sri Mulyani memperkirakan PDB Indonesia pada 2030 akan mencapai Rp 40.000 triliun. Dengan demikian, potensi ruginya mencapai Rp 1.380 triliun.

"Itu adalah kerugiannya. Jadi pasti kita akan menghadapi potensial damage dan loss yang sangat signifikan," tegas Sri Mulyani.

Oleh karena itu, dia menegaskan upaya Indonesia menanggulangi dan menghindari perubahan iklim bukan karena kita ingin ikut-ikutan dunia internasional. Namun, ini adalah untuk kepentingan negara dan bangsa kita sendiri.

Indonesia telah mengumumkan bahwa target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun 2030 untuk kemudian mecapai zero emissions pada tahun 2060. Target 2030 ini, menurut Sri Mulyani, bisa diperkuat hingga 31,8% dengan upaya sendiri.

Namun, jika dibantu oleh sektor global, Indonesia bisa menekan hingga 41% atau bahkan 43,2%.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Sebut RI Butuh Rp4.000 T untuk Cegah 'Kiamat' Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular