
Aduh, Transisi Energi Indonesia Masih Kepentok Hal Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina Power Indonesia, Fadli Rahman mengungkapkan pendanaan masih menjadi kendala dalam upaya transisi energi di Tanah Air. Menurutnya, BUMN juga terkadang mengalami kesulitan mendapatkan pendanaan jika dibandingkan dengan perusahaan global.
Akibatnya di beberapa program, jika dilakukan pendanaan sendiri menjadi mahal dan kurang kompetitif.
"Financing (pendanaan) ini core isunya. Kami berusaha mencari financing bukan hanya bank lokal, melainkan bank asing. Yang kami targetkan sekarang adalah dengan teman-teman di Himbara," kata Fadli dalam diskusi di EBTKE Conex, Kamis (13/7/2023).
Dia memaparkan ada beberapa inisiatif strategi terkait green business, mulai dari biofuel, pengembangan energi terbarukan, dukungan terhadap kendaraan listrk,hingga carbon sink.
"Ada isu kapabilitas karena ini hal baru. Ada isu risiko lalu financing, dengan adanya sharing dan kolaborasi, mudah-mudahan bisa teratasi," ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Manajemen Proyek Energi Baru dan Terbarukan PT PLN Wiluyo Kusdwiharto transisi energi membutuhkan pendanaan yang cukup besar sekitar Rp 10 ribu triliun. Kementerian BUMN telah membentuk dua sub holding pembangkit sehingga mereka diharapkan bisa melakukan co-investment atau kolaborasi dengan perusahaan swasta untuk melancarkan transisi energi.
" Yang kami lakukan dalam skema pelelangan dengan subholding, mandatory partner, akan terus dilakukan. PLN harus menggandeng swasta untuk membangun transisi energi ini," kata dia.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pamerindo Berkomitmen Dorong Agenda Transisi Energi, Ini Buktinya!
