2 Strategi Utama PIS Lakukan Transisi Energi Demi Tekan Emisi
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina International Shipping, Subholding Integrated Marine Logistics PT Pertamina (Persero), membeberkan strategi perusahaan untuk menjalankan transisi energi demi upaya mencapai Net Zero Emissions (NZE).
CEO PIS Yoki Firnandi mengatakan perusahaan berkomitmen untuk melakukan transisi energi. Untuk itu, perusahaan memiliki dua strategi utama, yaitu terlibat dalam bisnis logistik dan transportasi Energi Baru Terbarukan (EBT) dan menurunkan emisi dari sisi operasional perusahaan.
"Berbicara strategi pertama kita terlibat dalam transisi energi ini kita sudah memulai beberapa langkah bagaimana kapal-kapal baru yang kita bangun, kita beli sudah adopsi teknologi kebutuhan angkutan di masa depan, seperti kapal kita bisa angkut amonia, hidorgen dan lain-lain," ungkapnya kepada CNBC Indonesia di sela acara 'The 11th Indonesia EBTKE Conex 2023' di ICE BSD, Tangerang Selatan, Rabu (12/07/2023).
"Kita di PIS juga memiliki bisnis terminal, kita sudah rencanakan ke depan salah satu pengembangan bisnis ke depan kita bangun green terminal. Kita bangun Jakarta Green Terminal, itu strategi pertama," imbuhnya.
Strategi kedua, lanjutnya, perusahaan menekan emisi dari sisi operasional dengan cara mengoptimalkan energi atau bahan bakar kapal. Selain itu, perusahaan juga mulai mengadopsi bahan bakar ramah lingkungan berbasis biodiesel atau B30.
Yoki menyebut, dari sekitar 300 kapal yang dioperasikan PIS, sebanyak 80 kapal sudah menggunakan bahan bakar B30.
"Salah satu hal yang kita lakukan bagaimana kapal-kapal ini bisa efisien. Kedua, dari bahan bakar sendiri, kita sudah mulai adopsi bahan bakar lingkungan untuk eksisting kita sudah gunakan B30. Jadi, dari kurang lebih 300 kapal yang kita operasikan, ada 80 kapal penggerak utama gunakan B30," tuturnya.
Adapun kapal terbesar PIS yakni Very Large Gas Carrier (VLGC) Amarylis telah menggunakan mesin berbahan bakar ganda (dual fuel), yakni Bahan Bakar Minyak (BBM) dan gas alam cair (LNG).
"Kapal kita yang baru yang terbesar di dunia itu bahkan sudah dual fuel, sudah bisa gunakan konvensional fuel dan LNG yang tentu lebih ramah lingkungan. Itu strategi kita bagaimana PIS berpartisipasi aktif dalam transisi energi dan kurangi emisi," tuturnya.
(wia)