Pertamina & Petronas Bagi Dua 35% Saham Shell di Masela?

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
07 July 2023 17:45
Blok Masela (Dok.Reuters)
Foto: Blok Masela (Dok.Reuters)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengakui bahwa saat ini PT Pertamina (Persero) bersama dengan perusahaan migas asal Malaysia yakni Petronas sedang melakukan perbincangan mengenai pengambil alihan 35% saham Shell di Blok Masela.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury kepada CNBC Indonesia, Jumat (7/7/2023).

"Ini yang masih dalam proses diskusi di tahap awal berapa yang 35% itu yang akan dibagi antara Pertamina dan Petronas, atau Pertamina akan masuk terlebih dahulu sendiri. Ini yang masih di tahap diskusi," jelas Pahala kepada CNBC Indonesia saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (7/7/2023).


Selain itu, dia mengatakan bahwa saat ini negosiasi antara Pertamina dengan Shell sudah sampai pada titik temu berkenaan dengan kesepakatan harga. Namun memang belum ada penandatanganan resmi antara keduanya belum dilakukan.

Namun yang pasti, Pahala menyebutkan bahwa penandatanganan itu akan dilakukan dalam waktu dekat. "Belum tahu (kapan penandatanganan), nanti dalam waktu dekat. Deal-nya sudah ada" tandasnya.

Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan besaran masing-masing kepemilikan hak partisipasi di Blok Masela ini.

Dwi menyebut, Pertamina akan memiliki 20% hak partisipasi di Blok Masela, dan Petronas sebesar 15%.

"Kalau tidak salah rencananya mungkin ini tergantung nanti terakhir mereka, kalau ga salah 20% Pertamina, 15% Petronas," ucap Dwi saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (03/07/2023).

Dia mengatakan, bergabungnya Petronas untuk mengakuisisi hak partisipasi Shell ini untuk mengurangi beban Pertamina.

"Tapi ini kita ga tahu terakhirnya, kan ini rencana semua, nanti pada saat di SPA (Shares Purchase Agreement)-nya mau ditandatangani ini apakah memang langsung bertiga, apa Pertamina ke sini dulu nanti sangat tergantung dengan awal begitu, kan beban Pertamina juga gak terlalu tinggi ya," tuturnya.

Asal tahu saja, Blok Masela merupakan proyek gas raksasa yang ada di Maluku. Proyek ini diperkirakan akan menelan biaya hingga US$ 19,8 miliar, belum termasuk penggunaan teknologi CCUS tersebut.

Bila penerapan teknologi CCUS bisa meningkatkan investasi sekitar US$ 1,4 miliar, artinya investasi proyek gas Blok Masela ini bisa melonjak menjadi US$ 21,2 miliar atau sekitar Rp 318 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$).

Blok Masela ini merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan perkiraan produksi gas sebesar 1.600 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 MMSCFD, serta 35.000 barel minyak per hari.

Proyek ini dikelola oleh Inpex Masela Ltd yang bertindak sebagai operator dan memegang hak partisipasi 65% dan 35% masih dipegang oleh Shell.

Inpex dan mitranya nantinya akan membangun Kilang Gas Alam Cair (LNG) di darat yang mulanya ditargetkan sudah bisa beroperasi pada 2027. Terbaru, operasional proyek ini diperkirakan mundur menjadi 2029.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Blok Masela Gak Kunjung Kelar, Bos SKK Migas: Namanya Proyek Abadi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular