Internasional

Mengenal Albatross, Senjata Mematikan Baru Putin di Ukraina

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
07 July 2023 17:05
Tentara Rusia melakukan uji coba senjata baru yakni Albatross sebuah drone yang dapat di terbangkan dengan jarak jauh. (Tangkapan Layar Video Kementerian Pertahanan Rusia)
Foto: (Tangkapan Layar Video Kementerian Pertahanan Rusia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia terus mengembangkan kemampuan senjatanya saat berada dalam posisi perang dengan Ukraina. Salah satunya adalah mengembangkan pesawat tanpa awak atau drone terbaru.

Pesawat tanpa awak yang sedang dikembangkan negeri pimpinan Vladimir Putin itu melibatkan sebuah perusahaan Rusia bernama Albatross dan bisnis Iran. Ini diklaim untuk mengelabui sanksi Barat terhadap Moskow, di mana Teheran juga sedang menghadapi sanksi serupa.

Albatross sebenarnya merupakan perusahaan drone pertanian yang beroperasi di lokasi utama di Provinsi Tatarstan. Saat ini, perusahaan itu dilaporkan telah memproduksi drone pengintai untuk Kementerian Pertahanan Rusia, dengan sekitar 50 dikirim untuk pertempuran di Ukraina Timur.

Dalam sebuah video yang dirilis bulan lalu, Kementerian Pertahanan Rusia menunjukkan tentara di Ukraina meluncurkan drone pengintai, yang juga disebut sebagai drone Albatross. Dalam sebuah pernyataan kepada media pemerintah Rusia, perusahaan juga mengatakan mereka telah memasok 50 unit drone M5.

Airwars, kelompok pemantau konflik yang berbasis di Goldsmiths University di London, menemukan bahwa markas Albatross di kota Yelabuga, Rusia juga telah memasang lusinan iklan pekerjaan. Termasuk untuk posisi seperti "direktur produksi drone", "desainer drone" dan " Kepala teknolog drone" sejak Oktober 2022.

Beberapa secara eksplisit menyatakan peran tersebut melibatkan koordinasi dengan Kementerian Pertahanan Rusia dalam hal desain. Beberapa iklan untuk pekerjaan terkait drone mengutip persyaratan untuk memahami "proses rekayasa terbalik".

"Sejak April, Business Park di Yelabuga juga memasang iklan untuk juru bahasa Farsi yang akan diminta untuk melakukan perjalanan, melakukan penerjemahan simultan, dan menerjemahkan dokumen teknis," tulis Financial Times yang pertama kali membuat hal ini, sebagaimana dikutip Jumat (7/7/2023).

Pada bulan Juni, Gedung Putih mengeluarkan foto satelit yang mengidentifikasi dua bangunan di daerah zona Alabuga, Rusia. Ini menjadi bagian penting dari upaya Iran untuk membantu Moskow meningkatkan kapasitas pesawat tak berawaknya.

"Kami juga prihatin bahwa Rusia bekerja sama dengan Iran untuk memproduksi drone Iran dari dalam Rusia," kata John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS.

Samuel Bendett, seorang ahli persenjataan nirawak di Center for Naval Analyses, menjabarkan lokasi itu sebagai lokasi yang menguntungkan secara strategis bagi Rusia. Yelabuga diketahui ada di tepian sungai yang mengalir ke Sungai Volga.

"Itu sangat dekat dengan Kazan, salah satu pusat manufaktur berteknologi tinggi Rusia," tambahnya. "Yang harus Anda lakukan adalah naik kapal pesiar."

Ini bukanlah kali pertama Iran terlibat dalam perang Ukraina dengan Rusia. Sebelumnya, Teheran memasok Rusia dengan ratusan pesawat tak berawak 'kamikaze' Shahed, yang telah diterbangkan secara berkelompok ke infrastruktur dan lingkungan Ukraina.

Meski begitu, belum ada bukti bahwa drone Shahed sedang diproduksi di pabrik tersebut. Iran terus membantah tudingan barat.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia-Ukraina Makin Ngeri, Putin Buat Senjata Baru: Albatross

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular