Menteri Ungkap ada Ancaman di Industri Smelter, Soal Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan ketergantungan industri smelter dalam negeri terhadap penggunaan listrik dari PLTU Batu bara rupanya masih tinggi. Sehingga, hal itu menjadi ancaman terkena-nya pajak karbon juga aturan tersebut ditetapkan.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mencatat saat ini penggunaan listrik yang berasal dari PLTU batu bara di industri smelter mencapai 22 gigawatt (GW). Kondisi tersebut menurutnya menjadi ancaman apabila penerapan pajak karbon global diterapkan.
"Nah kalau smelter yang ada sekarang ini ada 22 GW semuanya pakai batu bara ini yang jadi ancaman juga kalau terkena pajak karbon," ungkap Arifin dalam acara peluncuran buku Arcandra Tahar Public Interest in Energy Sector, Rabu malam (5/7/2023).
Oleh sebab itu, saat ini banyak dari industri smelter yang berlomba-lomba menggunakan energi bersih. Salah satunya dengan penggunaan bahan bakar gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG).
"Kalau kita finish produk, dipajakin dulu putus ini. Ini mereka berlomba-lomba untuk diganti energi yang lebih bersih. Mereka coba nge-booking LNG," katanya.
Di sisi lain, Kementerian ESDM juga mempunyai target untuk menggenjot pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), namun tetap memastikan harga energi yang dibeli masyarakat masih murah. Oleh sebab itu, Indonesia perlu gencar menggenjot pembangunan infrastruktur di sektor energi.
"Karena tanpa infrastruktur energi itu mustahil kita bisa memanfaatkan seluruh potensi energi bersih EBT kita. Maka itu kerja sama," ujarnya.
(pgr/pgr)