
Oligarki Rusia Ungkap Satu Hal yang Jadi 'Garis Merah' Putin

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin hanya memiliki satu garis merah (red line) yang tidak dapat dinegosiasi atau dilanggar oleh siapapun. Hal ini disampaikan oleh Mikhail Khodorkovsky, oligarki Rusia yang mengasingkan diri.
"Hanya ada satu garis merah nyata untuk Putin-ancaman fisik langsung terhadap dirinya sendiri," kata Khodorkovsky, dikutip Newsweek, Kamis (6/7/2023). "Jadi situasi lain apapun yang memungkinkan ruang untuk manuver bagi Putin sendiri sebenarnya bukan garis merah, sejauh yang dia ketahui."
Selain itu, mantan eksekutif perminyakan Rusia itu juga mengatakan dirinya percaya Putin belum akan menggunakan senjata nuklir dalam perang melawan Ukraina.
Menurutnya, Putin menyadari bahwa menggunakan senjata nuklir tidak akan memberinya kemenangan langsung, dan pasti akan berakhir dengan kekalahan langsung atas rezimnya.
Khodorkovsky sendiri memang mengatakan tidak yakin apa yang bisa menjadi pemicu bagi Putin untuk menggunakan senjata nuklir. "Karena sangat sulit untuk menilai apa yang terjadi di kepala Putin, kondisi kejiwaan Putin," katanya.
Di sisi lain, Khodorkovsky juga memperingatkan keyakinan Putin bahwa aliansi militer NATO akan segera terlibat dalam konflik jika dia menggunakan senjata nuklir.
"Jadi saya pikir sangat penting untuk terus mengingatkan dia dan menanamkan di kepalanya bahwa inilah yang akan terjadi selanjutnya. Jika tidak, saya khawatir dia akan memutuskan untuk menggunakan senjata nuklir," kata Khodorkovsky.
Namun, kata Khodorkovsky, ia juga mempertimbangkan apakah pemimpin Rusia itu akan menggunakan senjata nuklir seandainya Ukraina berusaha merebut kembali wilayah Krimea yang dianeksasi.
"Bisa jadi Krimea, bisa jadi mundurnya angkatan bersenjata Rusia di beberapa bagian lain dari garis depan," imbuhnya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berjanji musim panas lalu untuk membatalkan aneksasi Rusia di semenanjung Laut Hitam tahun 2014. Zelensky menegaskan kembali pada April bahwa Ukraina berencana untuk membebaskan Krimea dalam serangan balasan, menyatakan bahwa kesuksesan negaranya bergantung pada pasokan senjata yang berkelanjutan dari Barat.
Khodorkovsky, seorang kritikus terkemuka rezim Putin yang berusia 60 tahun, mengepalai perusahaan energi Yukos sebelum dia menghabiskan satu dekade di penjara di Rusia atas tuduhan bermotivasi politik.
Khodorkovsky, yang telah ditunjuk sebagai "agen asing" oleh Kremlin, adalah salah satu pendukung awal perubahan demokrasi di Rusia, mengkritik korupsi endemik pada pertemuan televisi dengan Putin pada awal tahun 2003. Khodorkovsky diampuni oleh presiden Rusia pada tahun 2013.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Tak Main-Main, Rusia Kerahkan Nuklir Jika Ini Terjadi
