Foto Internasional

Melihat Lagi Civil War Prancis Karena Kematian Nahel Merzouk

Reuters, CNBC Indonesia
Rabu, 05/07/2023 04:39 WIB

Prancis dihadapkan pada demonstrasi dan kerusuhan selama lima hari hingga Minggu. Kematian Nahel Merzouk 27 Juni menjadi penyebab.

1/9 Kerusuhan saat protes kematian seorang remaja berusia 17 tahun yang dibunuh oleh seorang polisi Prancis saat di Nanterre, Paris, Prancis, Sabtu (1/7/2023). (REUTERS/Yves Herman)

Prancis dihadapkan pada demonstrasi dan kerusuhan selama lima hari hingga Minggu. Kematian Nahel Merzouk 27 Juni menjadi penyebab. (REUTERS/Yves Herman)

2/9 Kerusuhan saat protes kematian seorang remaja berusia 17 tahun yang dibunuh oleh seorang polisi Prancis saat di Nanterre, Paris, Prancis, Sabtu (1/7/2023). (REUTERS/Yves Herman)

Demonstrasi pertama kali pecah di Nanterre, selatan Paris, tempat di mana Nahel meregang nyawa ditembak polisi setempat. Kejadian ini meluas cepat ke ibu kota sampai beberapa kota besar lainnya seperti Lyon, Marseille, hingga Toulouse. (REUTERS/Nacho Doce)

3/9 Kerusuhan saat protes kematian seorang remaja berusia 17 tahun yang dibunuh oleh seorang polisi Prancis saat di Nanterre, Paris, Prancis, Sabtu (1/7/2023). (REUTERS/Yves Herman)

Penjarahan bahkan terjadi di Nanterre dan beberapa kota lainnya. Rumah Wali Kota L'Hay-les-Roses, Vincent Jeanbrun, juga menjadi target amarah pedemo pada Minggu (3/7/2023) di mana pembakaran terjadi. (REUTERS/Nacho Doce)

4/9 Kerusuhan saat protes kematian seorang remaja berusia 17 tahun yang dibunuh oleh seorang polisi Prancis saat di Nanterre, Paris, Prancis, Sabtu (1/7/2023). (REUTERS/Yves Herman)

Pedemo menabrakkan mobil yang terbakar hingga menjarah rumah Jeanburn saat keluarganya sedang tertidur. Insiden itu pun melukai istri dan salah satu anaknya. (via REUTERS/BFMTV)

5/9 Kerusuhan saat protes kematian seorang remaja berusia 17 tahun yang dibunuh oleh seorang polisi Prancis saat di Nanterre, Paris, Prancis, Sabtu (1/7/2023). (REUTERS/Yves Herman)

Prancis pun mengerahkan lebih dari 40 ribu aparat di seluruh negeri untuk mengantisipasi kerusuhan lanjutan. (REUTERS/STEPHANIE LECOCQ)

6/9 Kerusuhan saat protes kematian seorang remaja berusia 17 tahun yang dibunuh oleh seorang polisi Prancis saat di Nanterre, Paris, Prancis, Sabtu (1/7/2023). (REUTERS/Yves Herman)

Setidaknya 250 polisi terluka akibat bentrokan dengan pedemo di beberapa kota. Sebanyak lebih dari 1.300 demonstran, yang mayoritas merupakan anak muda, juga telah ditahan aparat akibat kerusuhan tersebut per hari ini. (REUTERS/STEPHANIE LECOCQ)

7/9 Kerusuhan saat protes kematian seorang remaja berusia 17 tahun yang dibunuh oleh seorang polisi Prancis saat di Nanterre, Paris, Prancis, Sabtu (1/7/2023). (REUTERS/Yves Herman)

Akibat situasi yang kian genting, Presiden Emmanuel Macron sampai membatalkan perjalanan dinasnya ke Belgia pada Jumat pekan lalu dan segera menggelar rapat kabinet. Macron pun dikabarkan kembali membatalkan kunjungan ke Jerman hari ini, Senin (3/7/2023) akibat situasi di Prancis yang belum juga kondusif. (REUTERS/YVES HERMAN)

8/9 Kerusuhan saat protes kematian seorang remaja berusia 17 tahun yang dibunuh oleh seorang polisi Prancis saat di Nanterre, Paris, Prancis, Sabtu (1/7/2023). (REUTERS/Yves Herman)

Ketegangan mereda Selasa (4/7/2023). Ini seiring seruan damai dari pihak keluarga Nahel. Namun sisa-sisa kerusakan terlihat di kota-kota Prancis. (REUTERS/PASCAL ROSSIGNOL)

9/9 Kerusuhan saat protes kematian seorang remaja berusia 17 tahun yang dibunuh oleh seorang polisi Prancis saat di Nanterre, Paris, Prancis, Sabtu (1/7/2023). (REUTERS/Yves Herman)

Kematian Nahel membuat isu rasisme berkembang dan membuat warga marah. Ada tudingan polisi menembaknya dari jarak dekat karena ia hitam dan Arab. Padahal Nahel masih remaja 17 tahun. Kesalahannya adalah tak memiliki kartu mengemudi dan enggan menghentikan kendaraan saat didatangi polisi. (REUTERS/SARAH MEYSSONNIER)