
Mengintip Sepak Terjang '9 Naga', Sang Penguasa Bisnis RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok elit 9 Naga kembali menjadi topik hangat di kalangan masyarakat usai budayawan Emha Ainun Najib atau Cak Nun menyinggung kelompok itu dalam ceramahnya. Menurut Cak Nun, orang-orang inilah yang memegang kendali atas sistem di Indonesia karena punya pengaruh kuat di bidang masing-masing.
"Karena Indonesia dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi, oleh Qorun yang namanya Anthony Salim dan 10 naga. Terus Haman yang namanya Luhut," katanya.
Istilah 9 Naga sudah tak asing terdengar. Bak legenda, tak ada yang pernah benar-benar mengonfirmasi keberadaan kelompok ini, termasuk anggota di dalamnya.
Dalam ranah publik, yang dimaksud Cak Nun adalah 9 Naga, bukan 10 Naga.
Sesungguhnya, tiap kali mengajukan pertanyaan tentang sosok 9 Naga jawabannya malah membuat kebingungan, alih-alih mendapat titik terang. Sebab, keberadaan 9 Naga sebatas istilah dan bukan kelompok usaha atau organisasi.
Alhasil timbul berbagai spekulasi untuk menebak siapa saja sosok 9 Naga.
Sejak awal dari 9 Naga setidaknya dapat ditarik sejak masa Orde Baru. Pada masa itu 9 Naga atau dikenal juga 'Gang of Nine' sangat berkonotasi negatif dan seram
Mengacu pada investigasi Tempo berjudul "Mafia Bisnis" Tommy Winata (2020, hal. 12), 9 Naga atau Gang of Nine merujuk pada sekelompok orang yang menguasai bisnis remang-remang. Mulai dari judi, obat bius, hingga penyelundupan.
Konon, mereka punya bekingan kuat yang membuat sepak terjangnya tak tersentuh untuk memuluskannya bermain di 'bisnis gelap'.
Namun, tidak diketahui pasti siapa orang-orangnya. Masih mengacu pada investigasi Tempo (hal. 94), pengusaha seperti Aguan, Haryadi Kumala, Iwan Cahyadi, Yorrys, Arief Cocong, Edi Porkas, Arie Sigit, Jony Kusuma, dan Tommy Winata disebut sebagai kelompok Gang of Nine.
Meski demikian, lagi-lagi itu hanyalah spekulasi publik. Beberapa di antara mereka pun sudah memberi bantahan.
Seiring berjalannya waktu, 9 Naga memiliki konotasinya lebih netral, yakni sebutan untuk para pengusaha penguasa ekonomi Indonesia di masa Orde Baru. Sebutan ini adalah hasil simbiosis mutualisme antara penguasa dan pengusaha. Sebutan ini bertahan hingga Orde Baru runtuh.
Tidak diketahui siapa saja sosok 9 Naga ini. Berbagai nama pun bermunculan jika muncul di mesin pencari Google. Mulai dari Robert Budi Hartono, Rusdi Kirana, Sofjan Wanandi, Jacob Soetoyo, James Riady, Tommy Winata, Anthony Salim, dan Dato' Sri Tahir.
Aktivis Sri Bintang Pamungkas dalam Ganti Rezim Ganti Sistim (2014) malah menyebut Aguan sebagai Naga Kedua dari 9 Naga.
Lagi-lagi, kembali ke pernyataan semula, tidak diketahui pasti siapa sosok 9 Naga. Terlepas dari itu, dugaan mereka menguasai ekonomi Indonesia sebetulnya juga tidak berlebihan.
Hal ini menjadi logis jika melihat pada besarnya gurita bisnis para pengusaha. Bisnis-bisnis mereka menguasai pasar Indonesia yang membuat masyarakat bergantung.
Seandainya 9 Naga mengacu pada nama-nama di atas, tidak terhitung berapa produk dari bisnis mereka yang digunakan masyarakat, seperti Robert Budi Hartono dengan Sampoerna-nya atau Rusdi Kirana bersama Lion Air
Tommy Winata sendiri pada 2011 pernah membantah anggapan dirinya masuk 9 Naga. Dia memang pengusaha yang selalu apes karena kerap dikaitkan kelompok itu.
Hal ini terungkap berdasarkan arsip Detik (15 Maret 2011) ketika menyikapi dokumen Wikileaks yang menuduh dirinya dekat dengan Presiden SBY dan disebut sebagai 9 Naga.
"Saya bingung dengan istilah 9 Naga," kata bos Artha Graha itu.
"Saya bingung dengan tudingan itu, saya terkesima. Itu imajinasi yang merugikan saya," ia menuturkan.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Keakraban Jokowi, Prabowo, dan Sang 'Naga', Penuh Tawa di PIK
