Bantul Diguncang Gempa M6,0

BMKG Jelaskan Penyebab Gempa Bantul Terasa Sampai Bandung

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Sabtu, 01/07/2023 06:15 WIB
Foto: Gempa Magnitudo: 6.4 terasa hingga Bantul, Yogyakarta. (Twitter/BMKG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gempa berkekuatan magnitudo 6,0 mengguncang wilayah Samudera Hindia, Selatan Yogyakarta pada hari Jumat, 30 Juni 2023 pukul 19.57 WIB. Di mana, data magnitudo 6,0 adalah hasil pemutakhiran dari sebelumnya disebutkan kekuatan gempa mencapai magnitudo 6,4. BNPB pada pukul 23.36 WIB merilis, seorang warga Bantul meninggal dunia akibat gempa tersebut. 

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, hingga pukul 21.30 WIB (30/6/2023) menunjukkan adanya 20 kali gempa susulan (aftershock) dengan rentang magnitudo 3,0-4,2. Gempa tersebut dinyatakan tidak berpotensi tsunami.

Gempa tersebut dilaporkan terasa sampai sejumlah wilayah di Jawa Timur dengan skala IV MMI. Hasil parameter update BMKG, pusat gempa berada di kedalaman 67 km di Barat Daya Bantul, dengan episenter 8,36 derajat LS, 110,08 derajat BT.


Menurut BMKG, gempa tersebut dirasakan di wilayah Bantul, Tulungagung, Kebumen, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek dengan skala intensitas IV MMI. Lalu di Karangkates, Klaten, Kediri, Kulonprogo, Wonogiri dengan skala intensitas III-IV MMI.

Sementara di Banjarnegara, Purbalingga, Purwokerto, Mojokerto, Pacitan, Gresik, Malang, Slaatiga, Jepara dengan skala III MMI. Dan, di Lumajang, Ngawi, Blora, dan Bandung dengan skala intensitas II-III MMI.

Di mana, menurut BMKG, intensitas IV MMI artinya gempa itu jika di siang hari dirasakan oleh banyak orang, baik di dalam rumah atau luar rumah.

Intensitas III berarti gerakan dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk sedang lewat. Dan intensitas II MMI artinya getaran dirasakan beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Foto: Konferensi pers gempabumi M 6.4 di Selatan Daerah Istimewa Yogyakarta. (YouTube/Info BMKG)
Konferensi pers gempabumi M 6.4 di Selatan Daerah Istimewa Yogyakarta. (YouTube/Info BMKG)

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pun menjelaskan penyebab gempa adalah akibat adanya aktivitas ubduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa memiliki mekanisme pergerakan naik atau patahan naik (thrust fault).

"Gempa ini mengakibatkan kerusakan ringan hingga sedang di kecamatan Piyungan dan kecamatan Kasihan kabupaten Bantul, Desa Jetis Kicul Kecamatan Arjosari, kabupaten Pacitan di kecamatan Pracimantoro, serta Kabupaten Wonogiri. Juga di kecamatan Wedi, kabupaten Klaten," kata Dwikorita dalam konferensi pers virtual, Jumat malam (30/6/2023).

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dengan kedalaman menengah," jelasnya.

Lalu apa penyebab gempa sampai terasa ke Jawa Timur bahkan Bandung?

"Dari kedalaman pusat gempa diketahui berada di kedalaman 67 km. Itu merupakan zona kontak antarlempeng Samudera Indo-Australia yang menumbuk di bawah lempeng Benua Eurasia," katanya.

"Gempa yang terjadi di bidang kontak tersebut memungkinkan perambatan gempa ke area yang lebih luas. Beda kalau ada di dalam masa lempeng batuan tadi. Ini berada di kontak antar 2 lempeng sehingga merambat lebih luas. Itu penjelasannya," ujar Dwikorita.

Foto: Konferensi pers gempabumi M 6.4 di Selatan Daerah Istimewa Yogyakarta. (YouTube/Info BMKG)
Konferensi pers gempabumi M 6.4 di Selatan Daerah Istimewa Yogyakarta. (YouTube/Info BMKG)

Sementara itu, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menambahkan, lokasi gempa yang berada di kedalaman 67 km gempa menengah maka energi yang terpancar spektrumnya bisa meluas. Hal itu lah yang kemudian memicu gempa terasa sampai di daerah yang jaraknya jauh, sebagaimana laporan informasi terasa sampai Jawa Timur juga Jawa Barat.

Juga, terangnya, dampak gempa tidak hanya dipengaruhi magnitudo jarak dan sumber. Tapi, lanjutnya, kondisi tanah sangat menentukan tingginya goncangan gempa.

"Di daerah sedimen tanah lunak dengan ketebalan tertentu itu akan terjadi resonansi gelombang gempa sehingga terjadilah amplifikasi atau perbesaran goncangan gempa," kata Daryono.

"Bisa jadi terasa dari tempat jauh Yogyakarta karena zona tersebut tanah lunak, bisa mengalami resonansi. Karena itu gempa dirasakan goncangannya terasa cukup besar meski jaraknya cukup jauh dari Yogyakarta," pungkasnya.
 


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Trump: Israel Sepakat Gencatan Senjata-Langit RI Bakal Tertutup Awan