Putin Soal Pembakaran Al Quran: Di Rusia Ini Kejahatan!

Mentari Puspadhini, CNBC Indonesia
Jumat, 30/06/2023 13:45 WIB
Foto: pixabay

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin angkat bicara soal aksi pembakaran Al Quran baru-baru ini. Dia menegaskan bahwa penistaan terhadap Al Quran adalah bentuk kejahatan di Rusia. 

"Di negara kita, ini adalah kejahatan, baik menurut konstitusi maupun hukum pidana," ujarnya, Rabu, (28/6/2023).

Dikutip dari aa.com.tr, Putin mengunjungi daerah Derbent di Republik Otonomi Dagestan Federasi Rusia beberapa waktu lalu. Orang nomor satu Rusia itu mengunjungi masjid bersejarah Derbent dan bertemu dengan perwakilan Muslim dari Dagestan.


Pemimpin Rusia itu diberikan salinan Alquran, kitab suci umat Islam, saat mereka merayakan hari raya Idul Adha.

"Al-Qur'an suci bagi umat Islam dan harus suci bagi orang lain," katanya sambil berterima kasih kepada perwakilan atas hadiah tersebut. "Kami akan selalu mematuhi aturan ini."

Sebelumnya, pembakaran kitab suci umat Islam dilakukan oleh seorang warga kota Volgograd, Rusia, bernama Nikita Zhuravel beberapa waktu lalu.

Zhuravel ditahan Mei lalu setelah terekam membakar Alquran di depan sebuah masjid. Tindakan itu memprovokasi negara bagian Chechnya yang mayoritas Muslim, di mana ribuan orang memprotes hal tersebut.

Komite Investigasi Rusia mengklaim bahwa terdakwa mengaku bertindak karena dibayar 10.000 rubel. Pelakunya, tuding lembaga itu, badan intelijen Ukraina.

Akibatnya, Menteri Kehakiman Rusia Konstantin Chuichenko memutuskan, Zhuravel harus dikirim untuk menjalani hukumannya di salah satu lembaga pemasyarakatan yang terletak di wilayah dengan mayoritas penduduk Muslim.

Putusan atas kasus Zhuravel belum dijatuhkan. Meski begitu situs web Caucasian Knot mengutip seorang pengacara, Galina Tarasova, yang menjelaskan bahwa menurut undang-undang, kasus pidana harus dievaluasi di tempat kejahatan dilakukan.

"Pria itu dikirim ke wilayah di mana, karena keadaan kasus ini dan kekhususan wilayah tersebut. Ada risiko penyiksaan bahkan nyawa Zhuravel," kata pengacara lain, Ekaterina Vanslova.

Kejadian ini bukan kali pertama. Pasalnya, awal tahun ini, Rusia mengecam pembakaran Alquran di ibu kota Swedia, Stockholm. Hal itu dilakukan Rasmus Paludan, seorang pemimpin partai sayap kanan, yang menuai kecaman, menyerukan boikot dan seluruh dunia Muslim.


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pengusaha Barat Kabur, Putin Sita Aset Hingga USD 50 Miliar