Foto Internasional

Ngeri! Ratusan Warga Meksiko Tewas Imbas Panas Ekstrem

Reuters, CNBC Indonesia
Jumat, 30/06/2023 14:45 WIB

Suhu panas yang nyaris menyentuh level 50 derajat Celcius di Meksiko menyebabkan 112 warga meninggal dunia.

1/6 Gelombang panas sebebkan 112 orang tewas di Mksiko. (REUTERS/Jose Luis Gonzalez)

Petugas medis mengevakuasi seorang warga saat terjadi gelombang panas ekstrem di Ciudad Juarez, Meksiko. Otoritas kesehatan Meksiko mengatakan setidaknya ada 112 kematian terkait gelombang panas sepanjang tahun ini.  (REUTERS/Jose Luis Gonzalez)  

2/6 Gelombang panas sebebkan 112 orang tewas di Mksiko. (REUTERS/Jose Luis Gonzalez)

Dikutip dari Reuters, suhu panas beberapa bagian negara itu naik mendekati 50 derajat Celcius (122 Fahrenheit) dan menyebabkan angka kematian meningkat dalam dua pekan terakhir. (REUTERS/Daniel Becerril)

3/6 Gelombang panas sebebkan 112 orang tewas di Mksiko. (REUTERS/Jose Luis Gonzalez)

Di beberapa daerah, pihak berwenang terpaksa menangguhkan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sementara itu, banyak penduduk yang kepanasan di rumah mereka.(REUTERS/Jose Luis Gonzalez)  

4/6 Gelombang panas sebebkan 112 orang tewas di Mksiko. (REUTERS/Jose Luis Gonzalez)

Menurut kementerian kesehatan Meksiko, jumlah tersebut hampir tiga kali lebih tinggi dari jumlah keseluruhan kematian yang diakibatkan oleh cuaca panas pada 2022 yang berjumlah 42 jiwa. (REUTERS/Jose Luis Gonzalez)  

5/6 Gelombang panas sebebkan 112 orang tewas di Mksiko. (REUTERS/Jose Luis Gonzalez)

Hampir semua kematian dikaitkan dengan serangan panas (heat stroke). Hanya sedikit yang meninggal karena dehidrasi. Sekitar 64 persen kematian terjadi di Negara Bagian Nuevo Leon yang berbatasan dengan Texas, AS. Sebagian besar sisanya berada di Negara Bagian Tamaulipas dan Veracruz di pantai Teluk Meksiko. (REUTERS/Jose Luis Gonzalez)  

6/6 Gelombang panas sebebkan 112 orang tewas di Mksiko. (REUTERS/Jose Luis Gonzalez)

Meski demikian, Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador meragukan meningkatnya jumlah kematian. Hal itu menepis laporan sebagai bagian dari "tren jurnalisme kuning yang mengkhawatirkan". (REUTERS/Jose Luis Gonzalez)