Kawah Meteor Purba (3)

Kawah Meteor Purba: 'Bintang Jatuh' Menggelegar, Warga Heboh

Suhendra, CNBC Indonesia
Jumat, 30/06/2023 07:46 WIB

CNBC Indonesia berhasil menemukan dan mengidentifikasi di salah satu lokasi diduga kawah meteor di Indonesia. Lokasinya berada di tengah hutan pinus yang lebat di Jawa Barat Selatan. Hasil wawancara warga tertua, mengungkapkan kejadian tumbukan meteor ini diperkirakan terjadi pada akhir abad ke-19, saat para tuan kebun mulai membuka lahan hutan lebat menjadi perkebunan teh dan kina di Jabar Selatan.

Jakarta, CNBC Indonesia - Rasa masih penasaran dan tanda tanya menggelayuti pikiran saya soal lokasi diduga kawah meteor purba ini. Misalnya kapan kejadian meteor jatuh ini terjadi? puluhan atau ratusan tahun lalu?

Setelah survei lokasi, saya mengunjungi warga yang dianggap paling tua di kawasan itu. Ia adalah Ki Topa, yang ternyata banyak memberikan informasi soal kawah meteor itu. Ki Topa mengaku sudah berusia 106 tahun, tapi ingatan masa lalunya sangat kuat, meski giginya sudah hampir tak ada.


Di rumahnya yang di tepi hutan belantara di desa yang berbeda dari lokasi kawah, Ki Topa menceritakan bahwa kawah itu sudah ada sejak usianya masih kanak-kanak. Saat kecil dulu, ia sering diajak oleh bapaknya untuk mengambil pembayaran uang upah kuli kontrak perkebunan teh dan kina, yang jalannya harus melewati lokasi kawah.

"Itu dulu bekas bintang jatuh," kata Ki Topa menirukan ucapan bapaknya dalam bahasa Sunda.

Foto: Ki Topa yang mengaku berusia 106 tahun, saat bercerita soal  meteor jatuh di Jabar Selatan, kurang lebih dari 100 tahun silam. (CNBC Indonesia/Suhendra)

Ki Topa sempat mendapatkan cerita dari bapaknya, bahwa yang mengalami kejadian 'bintang jatuh' adalah sang kakek. Ia mengungkapkan kejadian itu terjadi saat mulai ada pembukaan lahan hutan untuk pembangunan perkebunan teh dan kina di kampungnya akhir abad ke-19. "Dulu zamannya tuan kebun 'Adiwar'," katanya dengan lantang.

'Adiwar' ini bisa jadi adalah Edward, karena pengucapan yang terbatas dari Ki Topa.

Saya pun bertanya, apakah ia tahu cerita bagaimana detik-detik meteor jatuh menghantam kampung halamannya. Ki Topa pun langsung menyahut dengan cepat. "Sebelum bintang jatuh, selama seminggu dari langit terdengar suara menggelegar," katanya.

Ia pun menceritakan saat hari kejadian, para warga heboh dan geger, soal kejadian itu. Meski dahulu belum ada alat komunikasi seperti sekarang dan populasi penduduk masih sedikit, kabar itu langsung menyebar ke pelosok-pelosok desa, sehingga banyak warga berduyun-duyun mendatangi lokasi tumbukan kawah meteor itu.

Dari cerita Elim dan Ki Topa, dan temuan fisik berupa lingkaran pohon bambu di tengah hutan pinus yang di areal cekungan kawah, ditambah ada toponim nama dusun yang berarti 'menggelegar', temuan ini menarik untuk diteliti lebih lanjut.

Bagaimana pendapat para ahli antariksa maupun geologi? simak wawancara CNBC Indonesia dengan para ahli, soal tanggapan mereka terkait temuan penting ini.

Bersambung ke bagian 4 baca di sini


(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

LPEI Kucurkan Rp 26 T untuk Penugasan Khusus Ekspor ke 90 Negara