
Misteri Coldplay Konser 6 Hari di Singapura, RI Kok Sehari?

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menyebut penyelenggara acara atau promotor, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah memperjuangkan agar konser Coldplay bisa dilakukan dengan waktu yang lebih panjang di Indonesia.
Namun ternyata, lanjut dia, yang terjadi sampai dengan saat ini tidak adanya perpanjangan waktu konser di Indonesia walaupun tiket konser tersebut sudah laku habis terjual hanya dengan hitungan menit. Dan malah Singapura yang mendapatkan perpanjangan waktu konser hingga enam hari.
"Kita juga mendengar bahwa penyelenggara dan pemerintah dari Kementerian Pariwisata juga memperjuangkan agar bagaimana konser Coldplay ini lebih panjang di Indonesia, waktu konsernya. Namun ternyata yang terjadi sampai saat ini kita tahu bahwa tidak ada perpanjangan waktu yang ada di Indonesia, tapi justru malah di Singapura yang nanti akan lebih lama konsernya," ungkap Maulana kepada CNBC Indonesia, Jumat (23/6/2023).
Oleh sebabnya, Maulana menilai hal itu harus dievaluasi. Dia mengatakan, seperti yang dipahami bersama bahwa untuk mendapatkan izin konser di Indonesia ternyata membutuhkan waktu yang cukup panjang, ditambah Indonesia juga cukup bersaing dari segi harga tiketnya. Padahal, potensi pariwisata salah satunya bisa didatangkan dari diselenggarakannya event atau acara.
"Nah ini yang mesti dievaluasi ya, yang kita pahami di situ kan salah satu untuk mendapatkan izin itu waktunya cukup panjang ya di Indonesia. Kedua, harga yang kompetitif, dan tiketnya juga cukup bersaing gitu untuk yang ada di Indonesia," kata Maulana.
![]() British singer Chris Martin (L) and drummer Will Champion (R) of British band Coldplay perform on the main stage during Rock in Rio music festival at Rio 2016 Olympic Park in Rio de Janeiro, Brazil, on September 11, 2022. (Photo by MAURO PIMENTEL / AFP) (Photo by MAURO PIMENTEL/AFP via Getty Images) |
"Kalau kita bicara, sebenarnya untuk potensi pariwisata salah satunya kan yang diharapkan itu dari event selain juga kita dorong dari MICE, karena event ini memiliki potensi yang cukup besar, sama dengan MICE," tambahnya.
Untuk bisa memiliki daya saing yang cukup baik dibandingkan dengan negara lain, Maulana menekankan bahwa Indonesia memang betul-betul harus mengevaluasi dari sisi industri hiburannya.
"Karena kita sering lihat banyak pemusik pemusik dunia yang konsernya di Bangkok, dan yang paling sering juga di Singapura atau nggak Malaysia, nah bagaimana mereka juga bisa tertarik untuk mengadakan konsernya di Indonesia, sehingga memberi ruang juga untuk masyarakat Indonesia daripada mereka harus keluar negeri untuk menonton, dan yang akhirnya kita dirugikan secara devisa atau menguntungkan negara lain," tuturnya.
Maulana menerangkan, dengan diselenggarakannya event kelas dunia maka idola tersebut sejatinya memiliki fans fanatik yang cukup besar, sehingga ada kemungkinan fans-fans itu akan dengan sukarela untuk terbang ke lokasi konser dan menghabiskan biaya di transportasi dan/atau penginapan hanya untuk menonton idolanya konser.
"Karena kan yang akan menginap dan memenuhi reservasi hotel itu bukan hanya orang-orang dari Jakarta saja, tapi pasti ada fans-fans yang juga dari luar Jakarta, berarti kan ada pergerakan domestiknya. Kemudian juga bukan tidak mungkin karena ini idola dunia maka itu akan mendatangkan penonton penonton dari luar negeri juga," lanjutnya.
(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Coldplay Datang Bikin Ekonomi RI Bisa Terbang, Ini Buktinya
