Internasional

Media Arab Ungkit Kehadiran Lab Eksperimen AS di RI, Ada Apa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Jumat, 23/06/2023 15:30 WIB
Foto: AP/David J. PhillipIlustrasi Vaksin Antibodi untuk Covid-19 (AP/David J. Phillip)

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) memiliki beberapa laboratorium eksperimen biologis di berbagai belahan dunia. Hal ini diungkapkan oleh media Lebanon, Al Mayadeen.

Dalam laporannya yang dikutip Jumat (23/6/2023), wilayah persebaran lab ini beragam, mulai dari Eropa Tengah dan Timur hingga kawasan Asia-Pasifik.

Di Filipina, anggota koalisi Makabayan telah mengajukan permintaan resmi kepada kongres negara tersebut untuk melakukan penyelidikan terhadap eksperimen biologis yang dilakukan oleh Departemen Pertahanan AS di Laboratorium Diagnostik Penyakit Hewan Regional (RADDL) di Tarlac pada Desember 2022.


"Badan Pengurangan Ancaman Pertahanan Departemen Pertahanan AS (DTRA) diduga memiliki tujuan terbuka dan terselubung di Filipina yang tidak mendukung kepentingan negara tuan rumah," lapor media itu.

Demikian pula, di Indonesia, media tersebut menyebut pemerintah RI menganggap Naval Medical Research Unit Two (NAMRU-2) tidak berguna dan menuntut penghentian operasinya. Hal ini akhirnya memaksa Departemen Pertahanan AS untuk memindahkan semua proyeknya yang belum selesai ke Kamboja.

Negara-negara Afrika ikut masuk dalam daftar fasilitas biologis. Di Afrika Tengah, Kementerian Kesehatan mengumumkan bahwa mereka sedang menyelidiki kemungkinan bahwa virus berbasis Ebola disebabkan oleh manusia.

Kekhawatiran ini dipicu oleh fakta bahwa kuman yang dirancang secara artifisial di Sudan sepenuhnya identik dengan virus yang beredar di Afrika selama krisis epidemi tahun 2012.

Selain negara-negara Afrika dan Asia-Pasifik, banyak negara pasca-Soviet juga menjadi tuan rumah aktivitas biologis AS. Lugar Center, misalnya, diselenggarakan di Georgia dan bertindak sebagai fasilitas untuk eksperimen biologi AS.

"Lugar Center berfungsi di bawah pengawasan Departemen Pertahanan AS, lembaga lain, dan beberapa perusahaan swasta. Pusat ini dilaporkan bekerja dengan tubuh biologis yang sangat menular termasuk antraks, tularemia, dan sejumlah demam berdarah yang sangat menular."

Menurut Kepala pasukan pertahanan radiasi, kimia, dan biologis angkatan bersenjata Rusia, Letnan Jenderal Igor Kirillov, AS menciptakan komponen senjata biologis di sekitar perbatasan negaranya. Menurutnya, dari 2.000 dokumen yang dianalisis Moskow, pihaknya dapat mengkonfirmasi rencana Washington untuk mengembangkan senjata biologis di Ukraina.

"Menurut hasil analisis dokumentasi dan wawancara saksi mata, kami tidak ragu bahwa AS, dengan kedok memastikan keamanan hayati global, melakukan penelitian penggunaan ganda, termasuk pembuatan komponen senjata biologis di sekitar perbatasan Rusia," katanya, mencatat bahwa pekerjaan itu dilakukan di biolab AS di Donbas.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Konflik Iran-Israel Memanas, Dunia Soroti Manuver Trump