
Tanggapi Santai Kemarahan China, Biden 'Remehkan' Xi Jinping?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe BIden buka suara soal ucapannya beberapa waktu lalu yang menyebut Presiden China Xi Jinping diktator. Hal ini diungkapkannya setelah Duta Besar China untuk Washington, Xie Feng, mengeluarkan protes keras kepada pejabat senior Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS.
Sebelumnya, di California awal pekan ini, Biden membandingkan Xi dengan seorang diktator, dan mengeklaim Xi 'malu' karena dia tidak mengetahui balon yang diduga mata-mata China transit di AS awal tahun ini. Hal ini diucapkan tak lama setelah Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken bertemu Xi di Beijing
Pernyataan ini diprotes keras oleh pihak Negeri Tirai Bambu. Kedutaan China di Washington menuturkan ucapan Biden adalah "noda yang sangat bertentangan dengan fakta dasar", melanggar etika diplomatik, melanggar martabat politik China, bertentangan dengan komitmen yang dibuat oleh pihak AS, dan merusak rasa saling percaya antar keduanya.
"Kami mendesak pihak AS untuk segera mengambil tindakan sungguh-sungguh untuk membatalkan dampak negatif dan menghormati komitmennya sendiri. Jika tidak, AS harus menanggung semua konsekuensinya," kata pernyataan kedutaan yang dikutip dari CNN international, Jumat (23/6/2023).
Kedutaan China juga menyebut bahwa ucapan Biden membuat Beijing bertanya-tanya mengenai ketulusan presiden 80 tahun itu dalam membina hubungan antara kedua negara.
"Sifat dan dampaknya sangat negatif. Pemerintah dan rakyat China merasa sangat terhina dan dengan tegas menentangnya."
Atas nota protes ini, Biden mengklaim ucapannya tidak akan berpengaruh serius terhadap hubungan AS-China. Ia bahkan masih mengharapkan pertemuan dengan Xi di masa yang akan datang.
"Saya kira itu tidak memiliki konsekuensi nyata," kata Biden, menepis kekhawatiran bahwa hubungan antara AS dan China memburuk sebagai 'histeria'.
Komentar Presiden AS itu muncul hanya beberapa hari setelah Menlu Blinken berada di Beijing untuk bertemu dengan para pejabat penting, termasuk Xi. Biden pada menggambarkan kunjungan diplomat topnya sebagai 'perjalanan yang menyenangkan'.
Di akhir perjalanan itu, Blinken mengatakan AS dan China telah membuat 'kemajuan' untuk mengarahkan hubungan kembali ke jalurnya karena kedua belah pihak sepakat tentang perlunya 'menstabilkan' hubungan bilateral antara kedua negara adidaya tersebut.
"Jelas bahwa hubungan itu berada pada titik ketidakstabilan," kata Blinken pada konferensi pers di ibu kota China, Senin. "Dan kedua belah pihak mengakui perlunya bekerja untuk menstabilkannya."
"Kami tidak akan berhasil dalam setiap masalah di antara kami pada hari tertentu, tetapi di berbagai bidang, dengan ketentuan yang kami tetapkan untuk perjalanan ini, kami telah membuat kemajuan dan kami bergerak maju," tambahnya.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Beijing Ngamuk Biden Sebut Xi Diktator
