Internasional

Jet Tempur Rusia Dekati Wilayah NATO, Inggris Turun Tangan

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
21 June 2023 16:20
A Russian Sukhoi Su-27 plane flies over Binnish during pro-regime forces air strikes on rebel-held areas surrounding the regime-controlled town of Saraqeb, in the northwestern Idlib province on March 4, 2020. (Photo by Muhammad HAJ KADOUR / AFP)
Foto: AFP/MUHAMMAD HAJ KADOUR

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah jet tempur milik Rusia dilaporkan terbang di dekat wilayah udara NATO di Estonia pada Selasa, (20/6/2023). Hal ini membuat salah satu sekutu NATO, Inggris, menerjunkan armada tempur udaranya.

Dalam sebuah pernyataan, Angkatan Udara Inggris (RAF) mengatakan ada armada Tu-134 Angkatan Laut Rusia dan 2x Su-27 'FLANKER' B yang terbang dekat wilayah udara Estonia. Untuk mengadangnya, London menurunkan Eurofighter Typhoon yang diterbangkan dari pangkalan 140 EAW.

"Pesawat Rusia gagal mematuhi norma internasional dengan tidak berhubungan dengan kontrol wilayah udara regional", kata RAF dikutip The Independent.

Insiden ini terjadi ketika para diplomat dari puluhan negara bertemu di London hari ini untuk menggalang dana untuk membangun kembali Ukraina, tugas besar yang biayanya diperkirakan oleh Bank Dunia lebih dari US$ 400 miliar

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan mengumumkan paket baru bantuan AS di Konferensi Pemulihan Ukraina. Ia akan bergabung dengan Rishi Sunak dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di antara perwakilan internasional pada pertemuan tersebut.

Sementara itu, Sekjen NATO Jens Stoltenberg sebelumnya menyatakan bahwa perdamaian dalam perang Rusia-Ukraina tidak dapat berarti membekukan konflik dan menerima kesepakatan yang ditentukan oleh Moskow . Ia menyebut hanya Kyiv lah yang dapat menentukan kondisi yang dapat diterima.

Hal ini mendapat sorotan dari Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov. Menurutnya, ini merupakan simbol bahwa NATO, yang terus menyokong Ukraina dengan senjata, ingin berperang melawan Rusia. Ia mengaku Moskow selalu siaga dan siap bila ingin berperang.

"Baiklah, biarkan mereka bertarung, kami siap untuk ini, kami telah lama memahami tujuan NATO dalam situasi di sekitar Ukraina, yang telah terbentuk selama bertahun-tahun," pungkasnya pada Russia Today.

Para pejabat di Moskow telah lama menuduh Amerika Serikat (AS) dan sekutu NATO-nya mempersenjatai Ukraina dan menggunakan negara itu untuk memicu konflik dengan Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan konflik tersebut sebagai mengadu pasukannya melawan seluruh mesin militer Barat.

Lavrov menggemakan sentimen ini pada hari Selasa, menyatakan bahwa pengiriman senjata Barat yang terus berlanjut ke Kyiv menunjukkan bahwa Barat dan NATO adalah peserta langsung dalam perang hibrida yang dideklarasikan melawan Rusia.

Bulan lalu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada kantor berita TASS bahwa Moskow 'bersolidaritas' dengan Barat tentang fakta bahwa konflik tidak dapat 'dibekukan'. Ia mengatakan satu-satunya pilihan yang saat ini sedang dipertimbangkan Moskow adalah 'menyelesaikan operasi militer khusus' atau mendemiliterisasi Ukraina dan mengamankan kenetralannya dengan paksa.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngeri PD 3! Jet Tempur Rusia Nyaris Jatuhkan Pesawat Inggris

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular