
Bapanas Putar Otak agar RI Tak Lagi Jor-joran Impor Beras

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam upaya mengurangi impor beras untuk mengisi cadangan beras pemerintah (CBP) berbagai cara dilakukan pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas), salah satunya dengan cara mengintegrasikan antara Bulog dan BUMN pangan lainnya untuk pengembangan lahan.
Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) Rahmi Widiriani menjelaskan, sesuai dengan perintah Peraturan Presiden (Perpres) nomor 125 tahun 2022, negara harus punya cadangan pangan 11 komoditas. Salah satu yang penting adalah beras.
"Pada saat negara harus punya cadangan pangan itu prioritas pengadaannya dari dalam negeri, tapi jika tidak dapat dipenuhi dari dalam negeri maka dilakukan impor," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (20/6/2023).
Rachmi menjelaskan, saat ini Bapanas bersama BUMN pangan seperti Bulog dan anak perusahaan ID Food, PT Sang Hyang Seri tengah bekerja sama. Di mana dalam kerja sama tersebut, tengah dilakukan pengembangan lahan untuk nantinya fokus dalam mengisi CBP.
"Nah badan pangan sekarang sedang mengintegrasikan antara Bulog dengan BUMN pangan lainnya, grupnya ID Food ada Sang Hyang Seri sedang mengembangkan lahan untuk nanti fokus mengisi CBP. Dan saat ini sudah dalam posisi sebar benih, ini di daerah Pantura, Subang," ungkapnya.
![]() Harga beras hari ini (Senin, 8/5/2023) di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta Timur terpantau masih stabil tinggi, yaitu Rp 10.500-11.000 per kg untuk beras medium. (CNBC Indonesia/ Martyasari Rizky) |
Dia mengatakan, kerja sama tersebut didukung oleh banyak stakeholders, diantaranya seperti peneliti dan para pakar dari BRIN dan Institut Pertanian Bogor (IPB) .
"Sehingga benih yang ditanam itu punya produktivitas tinggi, dan nanti off tackernya dari produksi yang di Subang ini off tackernya adalag Bulog. Nah ini yang digunakan untuk CBP," ujarnya.
Untuk mengurangi atau menekan impor yang berlebih itu, lanjutnya, maka pemerintah harus punya kepastian dari lahan yang BUMN kelola, kepastian produk, hingga kualitas yang telah dijaga sejak awal untuk mengisi CBP.
"Karena bagaimanapun juga beras yang dicadangkan ini harus berkualitas, karena dia akan disimpan, kemudian disalurkan untuk masyarakat. Salah satu perbaikan yang harus kita lakukan adalah bagaimana bantuan pangan atau beras yang dirilis ke masyarakat itu kualitasnya bagus," sebutnya.
Namun demikian, Rachmi mengatakan, saat ini PT Sang Hyang Seri masih belum memiliki lahan yang luas, karena ini masih dalam tahapan uji coba dengan lahan yang dimiliki para petani.
"Nah lahan ini bertahap, saat ini Sang Hyang Seri belum punya lahan yang luas, ini baru diujicobakan dengan lahan yang dimiliki oleh petani, bertahap mungkin 100 hektare dulu, kita lihat. Nanti mungkin di tempat-tempat lain yang bisa kita kerjasama kan yang dikelola oleh BUMN itu khusus untuk memang di offtake sebagai CBP, jadi ini kami baru mulai," tuturnya.
Tepatnya, lanjut dia, tahap 1 yang sudah semai padi di lahan PT Sang Hyang Seri seluas 47,25 hektare. Dengan total produksi targetnya ialah sebesar 330 ton untuk 100 hari ke depan
"Jadi benihnya sudah disemai, nanti mungkin kita lihat 1-2 minggu ke depan berapa yang akan disiapkan untuk peralihan dari semai ke tanam. Semakin cepat kita bisa dapatkan kerjasama lahannya, maka semakin cepat itu kita bisa dapat offtake dari CBP," ujarnya.
Rachmi memprediksi panen dari hasil tanam di tahap pertama ini akan terjadi di awal bulan September 2023. Karena, masa tanam akan berlangsung selama 90-100 hari.
"Kan ini usia pertanaman padinya itu singkat, jadi sekitar 90 harian gitu, mungkin kurang lebih 3 bulan sudah bisa panen. Ini kan benihnya sudah mulai semai, jadi kan padi ini 3 bulanan atau 90-100 hari, nanti dia bisa panen di bulan September awal. Nanti kita lihat nih," pungkasnya.
Sebagai catatan, Bapanas telah menugaskan Perum Bulog untuk mengimpor beras sebanyak 2 juta ton untuk mengisi CBP. Selain Bapanas, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan juga telah mengumumkan tambahan impor beras sebanyak 1 juta ton dari India.
(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Beneran RI Mau Impor Beras Lagi? Simak Faktanya