Pengusaha Keluhkan Banyak Kendala Investasi, Ini Sebabnya

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
20 June 2023 14:00
Kabid Hubungan Industrial Disnaker Kab.Tangerang dalam program Manufacture Check di CNBC Indonesia. (Tangkapan Layar CNBC Indonesia TV)
Foto: Kabid Hubungan Industrial Disnaker Kab.Tangerang dalam program Manufacture Check di CNBC Indonesia. (Tangkapan Layar CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor di Tangerang harus berhadapan dengan realitas seperti upah yang lebih tinggi dari daerah lain dan faktor lain. Hal ini yang menentukan langkah investor dalam bertahan untuk berinvestasi di kawasan tersebut. Seperti di Tangerang, relokasi pabrik tak bisa dihindari karena berbagai faktor.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Hubungan Industrial Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang Desyanti dalam dialog Manufacture Check CNBC Indonesia.

"Kabupaten Tangerang ini upahnya memang cukup tinggi. Dibandingkan daerah Jawa yang industrinya cukup tinggi dan sedang berkembang, upahnya lebih rendah," kata Desyanti dikutip Selasa (20/6/2023).

"Daya saing kita sekarang mulai berkurang. Keseksian berinvestasi baru di wilayah Tangerang ini sudah banyak saingan. Banyak keunggulan yang ditawarkan daerah lain," tambahnya.

Dia menuturkan, saat ini pabrik-pabrik manufaktur, terutama tekstil, mengalami goncangan akibat efek domino Covid-19. Yang diperparah perang Rusia-Ukraina dan perlambatan ekonomi di berbagai negara.

"Dan infonya suku bunga di AS tinggi sehingga sulit untuk mendapatkan pinjaman modal bagi investasi PMA (penanaman modal asing)," kata dia.

"Kalau operasional tinggi, sementara demand menurun, kan akan kewalahan jika mereka harus menyelamatkan yang lain. Jadinya efisiensi," tutur Desyanti.

Belum lagi, ujarnya, perusahaan masih harus menghadapi kondisi lain yang dinilai menimbulkan ketidaknyamanan bagi perusahaan. Yaitu, munculnya ormas-ormas atau LSM di sekitar pabrik.

"Memang, deman mereka menurun. Tapi yang paling banyak dikeluhkan perusahaan itu kenyamanan investasi. Pertama, UMK (upah minimum kabupaten/ kota)," katanya.

"Dan, kita nggak bisa tutupi fakta di lingkungan perusahaan banyak LSM atau ormas yang sering mengirimkan surat ke perusahaan, surat yang mengganggu. Mereka bilang, 'Bu, kami kok dikirimi surat seperti ini ya?'" ungkapnya.

Padahal, kata dia, investor asing mengaku tak menemukan hal itu di negara lain, seperti Vietnam.

"Sebab bisa saja upah di negara itu juga tinggi, tapi nggak banyak permasalahan seperti ini. Faktanya memang ada gangguan ini," cetusnya.

Untuk itu, dia berharap ada regulasi yang mengatur jaminan keamanan dan kenyamanan investasi.

"Ini memang sudah luar biasa sih. Tapi nggak tepat kalau saya yang bicara seperti itu. Saya hanya membicarakan keluhan perusahaan," kata Desyanti.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terima Dana Sosial Miliaran, Awas Jadi Sarang Pencucian Uang!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular