Internasional

Eropa Terancam Perang Baru, NATO Cawe-cawe di Negara Ini

luc, CNBC Indonesia
Selasa, 20/06/2023 06:05 WIB
Foto: (REUTERS/STRINGER)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ancaman perang baru di Eropa antara Serbia dan Kosovo membuat pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara alias NATO turun tangan.

Komandan NATO di Pristina, Angelo Michele Ristuccia, mengatakan pasukannya di Kosovo siap menghadapi situasi apapun jika tindakan kekerasan serupa dengan pertemuan baru-baru ini mengancam perdamaian.

Sekitar 30 tentara penjaga perdamaian NATO yang membela tiga balai kota di Kosovo utara terluka dalam bentrokan dengan pengunjuk rasa Serbia pada akhir Mei. Lima puluh dua pengunjuk rasa terluka.


NATO, yang telah menjaga Kosovo sejak perang berakhir pada 1999, memutuskan untuk mengerahkan 700 tentara tambahan dan menempatkan batalyon lain dalam siaga tinggi, sehingga kekuatannya menjadi sekitar 4.511 personel.

"Kami berencana untuk menghadapi keadaan apapun. Itulah alasan mengapa kami menerima pasukan tambahan. Kami tidak bereaksi, kami bertindak," kata komandan pasukan NATO itu, yang dikenal sebagai KFOR dari markasnya di pinggiran Pristina, dikutip dari Reuters, Selasa (20/6/2023).

Dia mengatakan situasi tetap sangat tegang, meski relatif tenang dalam beberapa hari terakhir.

"Tidak ada solusi militer saat ini karena satu-satunya cara untuk menyelesaikan situasi ini adalah keputusan politik yang didasarkan pada keinginan kedua belah pihak untuk menormalkan hubungan mereka. Tapi pertama-tama deeskalasi," kata Ristuccia.

Bagian utara Kosovo, yang sebagian besar dihuni oleh etnis Serbia, telah mengalami ketegangan terburuk sejak negara itu mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia pada 2008.

Kekerasan meletus bulan lalu setelah wali kota etnis Albania menjabat setelah pemilihan lokal di mana jumlah pemilih hanya 3,5% setelah Serbia yang merupakan mayoritas di wilayah itu memboikot pemungutan suara.

Amerika Serikat dan Uni Eropa telah meminta Perdana Menteri Albin Kurti untuk menarik wali kota dan mencopot polisi khusus yang digunakan untuk menempatkan mereka.

Kurti telah mengajukan tuntutannya sendiri dan keadaan makin meningkat minggu lalu ketika Serbia menangkap tiga petugas polisi Kosovo di daerah perbatasan dalam keadaan yang dipersengketakan dan memerintahkan penahanan lanjutan selama sebulan.

Kosovo mengatakan ketiganya ditangkap di dalam wilayahnya oleh petugas Serbia yang melintasi perbatasan. Beograd mengatakan mereka ditahan di dalam Serbia.

"Kami di sini untuk menghindari situasi memburuk dan meredakan ketegangan...Satu-satunya cara untuk meredakan ketegangan tergantung pada kemauan politik kedua belah pihak," kata Ristuccia.

Adapun, sekitar 50.000 orang Serbia yang tinggal di bagian utara menolak keputusan Pristina dan menganggap Beograd sebagai ibu kota mereka.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sekjen Nato Yakin Anggotanya Bakal 'Legowo' Anggaran Baru Naik