Digugat Eropa, Jokowi: Saya Bersahabat dengan Presiden Ursula

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
19 June 2023 12:30
Presiden Jokowi mendorong agar perundingan kerja sama Indonesia–Uni Eropa melalui Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dapat mengalami kemajuan yang signifikan. Hal itu disampaikannya saat bertemu dengan Presiden Komisi Eropa, Ursula Von Der Leyen, di The Apurva Kempinski Bali, Senin, 14 November 2022. (Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Jokowi mendorong agar perundingan kerja sama Indonesia–Uni Eropa melalui Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dapat mengalami kemajuan yang signifikan. Hal itu disampaikannya saat bertemu dengan Presiden Komisi Eropa, Ursula Von Der Leyen, di The Apurva Kempinski Bali, Senin, 14 November 2022. (Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku hubungannya dengan Presiden Komisi Uni Eropa (UE) Ursula von der Leyen masih berjalan baik. Sekalipun, RI tengah proses banding atas kekalahan gugatan Uni Eropa di World Trade Organization (WTO) perihal larangan ekspor bijih nikel.

Tak hanya digugat Uni Eropa, Presiden Jokowi pun memproyeksikan Indonesia berpotensi digugat oleh China di WTO menyusul kebijakan larangan ekspor bijih bauksit yang dilakukan RI per 11 Juni 2023 ini.

Meski begitu, Mantan Wali Kota Solo ini mengaku siap menghadapi gugatan dari Negeri Tirai Bambu tersebut. Ia berpesan pada jajarannya bahwa Indonesia tidak boleh ciut dari negara manapun.

"Indonesia negara gede. Negara besar. Negara besar jangan digugat nyalinya langsung ciut, ngelindur. Nggak! Digugat Uni Eropa, saya itu juga masih berkawan baik dengan Presiden Uni Eropa Ursula," ungkap Jokowi dalam acara yang digelar relawan Bara JP di Hotel Salak, Kota Bogor, Minggu (18/6/2023).

Jokowi kemudian membayangkan bahwa Indonesia bakal mempunyai industri mobil listrik yang cukup besar ke depannya. Terutama, dengan dukungan bahan baku mineral yang cukup melimpah di dalam negeri.

Ia pun memperkirakan Indonesia bakal menjadi produsen mobil listrik terbesar dunia pada 2027-2028 mendatang.

"Menyiapkan industri prekursor, industri ekspor, EV-nya, lithium baterainya, kan baru kita siapin. Mungkin selesai 2027, Insya Allah 2028. Tapi memang harus dicek betul itu, berapa bulan ada perkembangan ada progresnya nggak (smelter)," kata dia.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jreng! Aksi Jokowi Lagi Lagi Dijegal Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular